Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengingatkan bahwa ketahanan nasional harus terus dipupuk dan diperkuat untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), terlebih dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi seperti sekarang.

Indonesia dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika terus ‘digoyang’ berbagai ancaman yang bertujuan meruntuhkan NKRI, namun dengan ketahanan nasional yang kuat, ancaman yang ada sejak merdeka hingga era milenial sekarang ini berhasil dihancurkan.

“Makanya ketahanan nasional itu harus terus dipupuk dan diperkuat. Tidak hanya kepada generasi muda, tapi semua generasi bangsa. Apalagi tantangan globalisasi sangat luar biasa dengan adanya kemajuan teknologi informasi. Semua harus bergerak dan berbuat untuk keutuhan NKRI,” kata Suhardi saat memberikan kuliah umum kepada peserta Program Pendidikan Angkatan Reguler (PPRA) 57 2018 di Ruang NKRI Gedung Lemhanas, Jakarta, Selasa.

Kepada peserta PPRA Lemhanas, Suhardi berpesan agar mereka memahami resonansi kebangsaan, terutama berkaitan dengan tugas Lemhanas, diantaranya membuat resilience atau pertahanan nasional pada semua aspek kehidupan untuk menghadapi tantangan globalisasi yang luar biasa.

Kedua, mereka wajib mamahami masalah radikalisme dan terorisme karena mereka adalah para calon pemimpin di negara ini baik dari TNI, Polri, birokrasi, LSM, dan berbagai perkumpulan dari semua stakeholder di Indonesia.

Baca juga: Suhardi Alius ajak generasi muda pertebal nasionalisme

"Kita mempunyai tanggungjawab moral untuk menjaga bangsa ini dengan mengimplementasikan pengetahuan ini. Kita ingin sesuatu yang membumi, tidak hanya tataran wacana sehingga pengetahuan ini bisa dipahami masyarakat dengan baik," tutur Suhardi Alius, seperti dikutip dalam siaran pers.

Menurut Suhardi, pada era sekarang ini, tantangan bangsa Indonesia ditentukan oleh sumber daya manusia yaitu seluruh bangsa Indonesia. Artinya, Indonesia bukan hanya milik generasi sekarang saja, tapi juga milik anak cucu nanti. Merekalah yang nantinya akan bertanggungjawab secara estafet untuk memelihara NKRI dengan baik.

"Mereka nanti yang berkuasa dan pengambil keputusan. Karena itu, mereka harus kita beri wawasan kebangsaan yang baik. Jangan lupa mereka ini hanya titipan untuk menyambungkan ke generasi selanjutnya," jelasnya.

Generasi sekarang teridentifikasi lebih cenderung melakukan pendekatan fungsional yaitu ketika dinilai bermanfaat buat mereka akan diambil. Kalau itu dibiarkan, kata Suhardi, maka ketahanan nasional bangsa ini akan melemah. Karena itu, sebagai bangsa besar, mereka juga harus dibekali dengan pendekatan historikal atau sejarah.

Dengan begitu, diharapkan para generasi milenial mengenal bangsanya, mengetahui jati diri bangsa, mengenal pahlawan bangsa yang berjuang meraih kemerdekaan. Hal itu harus terus diingatkan kepada generasi milenial dalam membangun kekuatan bangsa yang optimal.

Dalam penyampaian wawasan kebangsaan ini, Suhardi menilai jangan hanya sebatas di lembaga pendidikan saja, tapi harus dipraktikkan dan diimplementasikan di lapangan. Intinya, lembaga pendidikan bisa sebagai pondasi, sedangkan implementasinya bisa dilakukan di mana saja.

"Sekali lagi tujuan akhir kita adalah resilience atau bagaimana bangsa ini bisa mem-protect diri dari hal-hal negatif demi keutuhan NKRI," pungkas Suhardi Alius.

Baca juga: BNPT : Penyebaran radikalisme marak di media sosial

Pewarta: Suryanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018