Bengkulu (ANTARA News) - Akibat langkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, beberapa hari belakangan ini, salah seorang anggota DPRD setempat terpaksa naik ojek untuk pulang ke rumahnya di Kecamatan Kota Padang atau sekitar 45 Km dari Curup, ibukota Rejang Lebong. Yurizal, anggota DPRD Rejang Lebong, Jumat, mengaku terpaksa meninggalkan mobilnya di kantor akibat tidak memiliki BBM, khususnya premium, dan untuk bisa pulang harus naik ojek, katanya. Menurut dia, kelangkaan BBM sejak tiga hari terakhir di Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang berdampak besar pada arus kelancaran kegiatan masyarakat dan pegawai pemerinttahan lainnya. Ia mempertanyakan mengapa bisa terjadi kelangkaan, karena lima dari delapan kabupaten di Provinsi Bengkulu tidak terjadi kelangkaan BBM, sedangkan tiga kabupaten yakni Lebong, Rejang Lebong dan Kepahiang mengalami kelangkaan. Untuk mencegah terulangnya kelangkaan BBM, anggota DPRD itu meminta agar Pemprov Bengkulu menyetujui agar persediaan BBM untuk tiga kabupaten tersebut didatangkan dari Lubuk Linggau, Sumsel, karena lebih dekat bila dibandingkan harus disuplai dari Depot Pertamina Pulau Baai Bengkulu yang lebih jauh. Selama ini kebutuhan BBM bagi tiga kabupaten itu harus disuplai dari Depot Pertamina Pulau Baai Bengkulu, tapi bila sudah terjadi kelangkaan, pihak Pemrov Bengkulu tak peduli, ujarnya. Ketika ditanya, Yurizal, meminta agar pemerintah daerah dan aparat membentuk tim untuk mencari penyebab terjadinya kelangkaan BBM itu, terutama jenis premium, dan aparat hukum bertindak tegas jika ditemukan ada spekulan yang telah melakukan penimbunan minyak. Suharudin, anggota DPRD Rejang Lebong lainnya menduga ada oknum petugas SPBU terlibat main mata dengan dengan para pengisi jerigen pada malam hari dengan mengharapkan komisi. "Seharusnya petugas SPBU lebih selektif untuk tidak melayani pengisian BBM dengabn jerigen tanpa seizin kantor Disperindag setempat. Jika hal ini masih saja terjadi diduga ada permainan, dan harus bertindak tegas," tegas Suahrudin. Indikasi persengkokolan antara petugas SPBU dan penjual BBM itu terlihat saat stok di SPBU habis, pedagang BBM eceran di sekitar SPBU setempat menjamur dan dijual dengan harga cukup tinggi mencapai Rp10.000/liter. Sekretaris Kabupaten Rejang Lebong Drs H. Tarmizi Usuludin secara terpisah mengatakan, pihaknya sudah menurunkan tim yang dikoordinir oleh Dinas Perinduterian dan Perdagangan setempat untuk mencari solusi dalam mengatasi kelangkaan BBM tersebut.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007