Washington (ANTARA News) - Lewat pembicaraan telepon bulan ini dengan Raja Arab Saudi Salman, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mendesak Saudi dan sekutu-sekutunya untuk mengakhiri sengketa politik dengan Qatar yang telah membuat sekutu-sekutu AS di Teluk menjadi tercerai berai, kata dua orang pejbat pemerintah AS yang mengetahui soal itu.

Trump ingin perpecahan itu diakhiri demi memulihkan kesatuan di antara negara-negara Arab Teluk dan sekaligus membentuk front bersama melawan Iran, kata kedua orang yang meminta namanya tidak disebutkan kepada Reuters.

Dalam perbincangan telepon 2 April itu, Trump berkata dalam nada memaksa kepada Saudi, tetapi tak diketahui bagaimana reaksi Raja Salman.

"Fokus presiden selalu Iran dan program nuklir serta peluru kendalinya yang mengancam semua negara Teluk, selain juga Israel, dan dia menegaskan bahwa perseteruan antara Saudi dan Emirat dengan Qatar adalah tak masuk akal," kata sang pejabat.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan perdagangan dengan Qatar Juni tahun lalu karena mereka menuding Qatar mendukung Iran dan menyokong terorisme. Qatar membantah tudingan itu.

Sebuah transkrip pembicaran telepon Trump dengan Salman dari Gedung Putih menyebutkan bahwa presiden AS itu "telah menggarisbawahi pentingnya mengakhiri sengketa Teluk dan memulihkan Dewan Kerja Sama Teluk yang bersatu dalam menghadapi pengaruh jahat Iran dan mengalahkan teroris serta ekstremis."

Baca juga: Sama saja bunuh diri jika Trump berani pecat Mueller

Pewarta: SISTEM
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018