Bandarlampung (ANTARA News) - Mantan Komandan Puspom TNI, Mayjen (Purn) Syamsu Djalal, mengatakan pemberantasan korupsi hingga sekarang ini masih belum optimal sehingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) perlu diberi tekanan yang lebih kuat agar lebih terarah dalam memberantas korupsi. "Dalam memberantas korupsi, KPK harus lebih terfokus dengan dibarengi komitmen yang kuat, terutama dalam menuntaskan kasus-kasus besar dan yang mendapatkan perhatian luas dari masyarakat," katanya, saat dihubungi di Jakarta, Minggu. Menurut dia, korupsi termasuk kejahatan luar biasa, sehingga pemberantasannya pun harus melalui upaya-upaya yang luar biasa. "Memberantas korupsi tidak bisa dengan cara-cara yang biasa, atau komitmennya setengah-setengah dan tidak kuat. Jika korupsi mau diberantas, maka segala energi harus dikerahkan untuk memberantasnya," katanya. Ia mengatakan, semangat pemberantasan korupsi yang dilakukan pemerintah Cina perlu ditiru Indonesia. Kalau di Cina para koruptor banyak yang ditembak mati, maka Indonesia perlu lebih keras menindak koruptor dengan mekanisme hukum Indonesia. Disebutkannya, pimpinan KPK dan para anggotanya harus memiliki target-target dalam memberantas korupsi agar kerjanya lebih terfokus dan sistematis. Selain itu, ia juga mengatakan dirinya telah mendaftarkan diri mengikuti seleksi pimpinan KPK dengan komitmen melakukan pemberantasan korupsi lebih keras. "Memberantas korupsi itu banyak tantangannya, dan dibutuhkan keberanian menghadapi resiko dalam menekuni pekerjaan seperti itu," katanya. Ia mengatakan, dirinya mendaftarkan diri mengikuti seleksi pimpinan KPK karena merasa upaya pemberantasan korupsi masih belum optimal, padahal rakyat Indonesia sangat mengharapkan agar ada tindakan yang lebih tegas terhadap tindak korupsi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007