Jenin, Tepi Barat (ANTARA News) - Pemimpin kharismatik pejuang Palestina di Tepi Barat, Zakaria Zubeidi, yang dipandang sebagai pahlawan oleh bangsa Palestina dan teroris bagi Israel, Ahad, meletakkan senjata, setelah Israel sepakat untuk berhenti memburu dia. Bersama 188 pejuang yang dicari oleh Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat Sungai Jordan, pemimpin Brigade Syuhada Al-Aqsha di kota Jenin tersebut berjanji akan menghentikan serangan terhadap negara Yahudi sebagai imbalan bagi dihapuskannya namanya oleh militer Israel dari daftar ribuan pejuang yang dicari karena melancarkan serangan setiap hari. "Petempur Brigade Syuhada Al-Aqsha menandatangani kesepakatan untuk menghentikan serangan terhadap Israel atas permintaan Presiden Mahmoud Abbas dan untuk memberi dia dukungan kami," kata pemimpin pejuang Palestina itu -- yang wajahnya cedera ketika satu bom secara tak sengaja meledak di dekat dia. Israel setuju menawarkan pengampunan bagi para pejuang Palestina tersebut sebagai bagian dari paket langkah yang ditujukan untuk memperkokoh posisi Abbas dalam pergulatannya melawan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS= Haraqat Al-Muqawwamah Al-Islamiah) -- yang bulan lalu menguasai Jalur Gaza. Zubeidi (31), yang telah diburu oleh pasukan keamanan Israel sejak 2002 dan sekarang mengatakan ia ingin mengabdikan hidupnya guna mengembangkan keadaan di Jenin, tetap berkeras bahwa ia bukan menyerah. "Setiap orang mengetahui bahwa kami menolak gencatan senjata pertama (pada 2003), bahwa kami telah memerangi Israel dan bahwa kami telah membela rakyat kami, kasus kami dan hak kami dengan tebusan apa pun," katanya kepada AFP. "Kami tak mengharapkan pengampunan dari kaum pendudukan, kami takkan mendengarkan perintah apa pun dari Israel," kata Zubeidi. Ditambahkannya, negara Yahudi "tak memberikan jaminan" untuk berhenti memburu dia atau mengizinkan dia bepergian secara bebas di seluruh Tepi Barat. Israel setuju untuk menghapuskan nama 189 pejuang Palestina dari daftar orang yang dicari untuk masa tiga bulan, setelah masa itu negara Yahudi akan mengizinkan mereka bergerak di seluruh wilayah pendudukan asalkan mereka berpegang pada kesepakatan, kata seorang pejabat Israel, Ahad. Zubeidi, tokoh terkenal di kalangan orang Palestina dan Israel yang telah lolos dari sedikitnya enam upaya pembunuhan, mengatakan kewajibannya lah untuk mendukung Abbas dalam menghadapi HAMAS. "Kami harus menyatukan semua upaya kami guna menarik bangsa Palestina ke luar dari kebuntuan dan melindungi mereka dari bencana serta persekongkolan," katanya. Pernyataannya sangat bertolak-belakang dengan pernyataannya pada masa lalu. Pada 2004, pasukannya membakar markas dinas intelijen Palestina di Jenin --yang dituduhnya bersekongkol dengan Israel. Belum lama ini, ia mengakui bahwa intifada (perlawanan) kedua Palestina, "telah gagal", tapi sekarang ia mengatakan bahwa kenyataan baru telah mengubah prioritas Palestina. "Perundingan sungguh-sungguh sama baiknya dengan senapan dalam melawan pendudukan. Tetapi kta harus mengetahui kapan untuk menggunakan metode ini atau itu," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007