Kediri (ANTARA News) - Warga Dusun Gelatik, Desa Cerme, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, akhirnya membekukan kelompok Jamaah Syahadatain karena ajarannya dianggap menyesatkan. Kepala Desa Cerme, Utari, pada Senin mengatakan bahwa pembekuan yang dilakukan warga itu atas seizin petugas kepolisian dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat. "Hal ini lebih disebabkan untuk menghindari terjadinya amuk massa, sehingga kegiatan mereka untuk sementara dibekukan terlebih dulu," ujarnya. Sebelumnya, masyarakat menyatakan keresahannya, mengingat aktivitas ritual yang dilakukan bermalam di rumah pasangan suami istri, Sukardi dan Umi Kulsum, di Dusun Gelatik itu, tidak memperhatikan kaidah agama Islam yang berlaku. "Di rumah tersebut, sebanyak 16 anggota Jamaah Syahadatain laki-laki dan perempuan berkumpul di dalam suatu tempat, tanpa ada pemisah," kata Utari saat ditemui wartawan di Desa Cerme. Kemudian setelah melaporkan hal itu ke pihak kepolisian dan MUI, warga meminta ritual yang dilakukan oleh pengikut Jamaah Syahadatian ditiadakan. Sejauh ini, baik pihak kepolisian maupun MUI setempat belum menemukan adanya penyimpangan ajaran Islam yang dilakukan oleh para pengikut Jamaah Syahadatain. Namun, menurut Utari, warga masyarakat Desa Cerme lebih menyoroti dampak sosial yang ditimbulkan dari aktivitas terselubung para jamaah berlainan muhrim tersebut. "Sambil menunggu kajian oleh MUI, kami meminta agar pengurus Jamaah Syahadatain mendaftarkan organisasinya ke kantor Kesbang Linmas Kabupaten Kediri," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007