Jakarta (ANTARA News) - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diduga sedang menjadi target agar terpecah-belah dalam konflik internal yang secara langsung menghadapkan Ketua Umum Dewan Syuro PKB KH Abdurrahman Wahid dengan Ketua Umum Dewan Tafidz DPP PKB Muhaimin Iskandar. Munculnya percikan konflik internal itu tak lepas dari peranan Yenny Wahid yang dinilai gagal menjaga Gus Dur dari disinformasi dan pengaruh para calo politik. Demikian disampaikan Wakil Sekjen DPP PKB Eman Hermawan dan Hanif Dhakiri di Gedung DPR/MPR Jakarta, Senin, terkait pernyataan ancaman Gus Dur yang akan menggelar Muktamar Luar Biasa PKB untuk mengganti Muhaimin Iskandar. Eman dan Hanif menyatakan prihatin dengan keadaan Gus Dur yang menjadi korban disinformasi yang diduga dilakukan orang-orang sekelilingnya. "Pernyataan Gus Dur soal Muhaimin Iskandar menjadi alat SBY merupakan bukti betapa disinformasi kepada Gus Dur telah dilakukan secara intensif dan sistematis. Gus Dur tampaknya sedang dikelilingi orang-orang yang memanfaatkan dan memanipulasi kekuatan Gus Dur di PKB untuk tujuan memecah-belah PKB dan merusak reputasi Gus Dur sendiri," kata Eman. Dia menyatakan, sinyalemen politik Gus Dur yang biasanya akurat berubah menjadi isu yang tidak berdasar karena memang tidak ada fakta atau tidak sesuai dengan kenyataan. "Gus Dur yang mulia dan kami cintai dimanipulasi sedemikian rupa oleh calo politik yang merusak kehormatan Gus Dur dan PKB. Terhadap keadaan ini, kami juga menyesalkan bahwa putri Gus Dur, Yenny Wahid yang semestinya menjaga Gus Dur telah gagal menjaga bapaknya," katanya. Eman menyebutkan, di sekeliling Gus Dur terdapat tiga katagori orang yang berusaha menjerumuskan Gur Dur dan memecah-belah PKB, yaitu tukang fitnah, tukang kompor dan tukang `palak` (pemeras). Dia membantah bahwa pertemuan Le Meridien yang disebut-sebut Gus Dur untuk menjatuhkannya dari Ketua Dewan Syuro DPP PKB. "Kami tidak tahu-menahu pertemuan itu. Bagi kami, hal itu fitnah belaka sebagaimana kami difitnah merekayasa AD/ART Muktamar PKB Semarang yang kemudian dipakai sebagai alasan Gus Dur memecat kami dari kepengurusan DPP PKB," katanya. Hanif menegaskan bahwa tidak benar Muhaimin Iskandar disebut-sebut berupaya menjatuhkan Gus Dur dari Ketua Umum Dewan Syuro PKB. Ini merupakan fitnah dan bentuk disinformasi yang dilakukan orang sekeliling Gus Dur. Muhaimin Iskandar sudah terbukti dalam seluruh perjalanan politiknya bahwa ia adalah anak ideologis Gus Dur yang bukan saja memahami dan menginternalisasi pemikirannya, tetapi juga mewarisi tradisi politik yang dibangun Gus Dur," katanya. Sejarah politik Muhaimin Iskandar adalah sejarah seorang politisi-santri kepada guru dan pemimpinnya, yaitu Gus Dur. Muhaimin senantiasa menjadi corong pemikiran Gus Dur, memperkuat kehormatan Gus Dur sebagai pusat para kiai serta memperkuat reputasi Gus Dur sebagai demokrat sejati. "Demikianlah Muhaimin dan kami kaum muda yang ada di dewan Tanfidz DPP PKB, senantiasa bangga dan mencintai Gus Dur dengan ikhlas melalui kerja-kerja konstitusional dan profesional dalam rangka memelihara serta meningkatkan kebesaran Gus Dur beserta PKB," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007