Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menegaskan bahwa konflik internal dalam partai terkait dengan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar sudah selesai. Gus Dur yang ditemui di sela-sela acara penanaman 999 pohon jati di Bogor, Jawa Barat, Selasa, dalam rangka memperingati hari jadi PKB enggan berkomentar banyak terkait dengan tuduhan yang dia tujukan kepada Muhaimin Iskandar dan empat orang lainnya, yaitu Marwan Jakfar (Wakil Ketua DPP PKB), Ni`am Salim (Ketua PKB Jateng), Erman Hermawan (Ketua Koordinator Pusat Garda Bangsa), dan Hanif Dahiri (Wasekjen PKB) bahwa mereka berencana bakal menggeser posisinya di PKB. "Yang terpenting ada peringatan untuk yang bersangkutan saja," kata Presiden RI periode 1999-2001 tersebut. Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sesjen) DPP PKB, Zannuba Arifah Chafsoh (Yeni Wahid), yang juga hadir dalam acara tersebut menyatakan bahwa Muhaimin Iskandar telah bertemu dengan Gus Dur untuk memberikan penjelasan. Menurut Yeni, yang putri kedua Gus Dur, dalam pertemuan antara Muhaimin dan Gus Dur yang berlangsung Selasa tadi, Muhaimin mengatakan bahwa sumber masalah di tubuh PKB adalah Erman Hermawan dan Hanif Dahiri. Dalam kesempatan tersebut, Yeni juga membantah tuduhan bahwa dirinya memonopoli semua informasi yang sampai kepada Gus Dur. Menurut dia, tidak pernah ada pembatasan informasi kepada Gus Dur. "Gus Dur adalah orang yang sangat egaliter, tidak terikat protokoler. Kalau saya dianggap sok mendominasi informasi, ya tidak benar," katanya. Yeni pun menegaskan, tidak ada perpecahan dalam tubuh PKB dan DPP PKB tetap berada dibawah kepemimpinan Gus Dur. Sementara itu, dalam acara penanaman 999 pohon jati secara simbolis di pesantren Al Falakkiyah juga dihadiri oleh Muhaimin Iskandar. Ketua Umum DPP PKB itu mengaku telah mengklarifikasi masalah tersebut kepada Gus Dur. Ia menjelaskan kepada Gus Dur bahwa dirinya tidak pernah menggelar pertemuan untuk berencana untuk merongrong Gus Dur. "Tadi pagi di Ciganjur saya telah bertemu dengan Gus Dur untuk klarifikasi bahwa tidak ada upaya untuk mengganti beliau atau standar ganda," katanya. Sebelumnya, Gus Dur menilai Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar bersikap "double standar" (bermuka dua) dengan menjadi alat bagi orang lain dan memberikan waktu enam bulan kepada Muhaimin untuk bersikap. "Sejak setahun lalu, Muhaimin itu 'double standar' seperti itu. Ada empat orang yang bertemu dengan dia untuk merongrong saya, agar tak terpilih lagi, tetapi saya tak akan terpengaruh," katanya. Gus Dur menyebut empat nama yang dimaksud adalah Marwan Jakfar (Wakil Ketua DPP PKB), Ni`am Salim (Ketua PKB Jateng), Erman Hermawan (Ketua Koordinator Pusat Garda Bangsa), dan Hanif Dahiri (Wasesjen PKB). "Mereka mengadakan pertemuan di hotel dan di rumah Muhaimin untuk merongrong saya, karena itu saya beri peringatan keras," kata mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu. Namun, ketika ditanya pers mengenai asal informasi yang diterima Gus Dur sehingga menuduhnya melakukan standar ganda, Muhaimin mengatakan, tidak mengetahuinya. Muhaimin pun tidak menjelaskan dengan pasti siapa sumber masalah konflik internal di PKB, meski Yeni Wahid menyatakan jika Muhaimin telah mengakui Erman dan Hanif sebagai sumbernya. "Ya kita lihat saja," katanya menambahkan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007