Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal (Sesjen) Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB), Zannuba Arifah Chafsoh Wahid (Yeni Wahid) mengakui telah menemukan adanya penyimpangan dan keganjilan dalam Sekretariat DPP PKB. Yeni yang ditemui di sela-sela acara penanaman 999 pohon jati yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat, Selasa, menyatakan bahwa penyimpangan tersebut termasuk adanya rekening liar yang penggunaannya tidak pernah dilaporkan ke DPP. Putri kedua KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Presiden RI periode 1999-2001 dan Ketua Dewan Syura DPP PKB, juga mengatakan bahwa telah meminta kepada staf Sekretariat DPP PKB yang mengetahui adanya penyimpangan tersebut untuk memberikan laporannya. "Saya hanya ingin pertanggungjawaban dari mereka saja seperti apa. Saya minta kepada staf sekretariat saya yang tahu hal ini, dan sudah mengaku yang kemudian bilang akan memberikan laporan. Tetapi, sampai sekarang belum masuk kantor karena sakit," katanya. Yeni juga mengatakan, belum mengetahui pasti jumlah uang yang masuk dalam rekening liar tersebut, dan penyimpangan tersebut terjadi saat Sekretariat DPP PKB masih dipimpin oleh Hanif Dahiri yang saat itu menjabat sebagai Wakil Sesjen PKB. "Saya mesti lihat dulu laporannya sebelum saya buka langsung. Ketika saya menjadi sesjen, saya menemukan banyak penyimpangan dan keganjilan dalam sekretariat, yang tadinya dipimpin Hanif," katanya. Yeni pun menegaskan, akan segera menyelesaikan masalah penyimpangan tersebut secepat-cepatnya, dan ditargetkan pada 2007 telah tuntas. "Kita tidak mau ada transaksi politik, pragmatisme partai dijadikan kepentingan individu," katanya. Terkait dengan adanya rekening liar itu, Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar, yang juga hadir dalam acara di Bogor tersebut, mengatakan bahwa tidak tahu menahu tentang hal tersebut. Ia pun enggan berkomentar lebih lanjut mengenai hal tersebut. "Sampai hari ini saya tidak tahu kalau ada rekening liar. Siapa yang membuat?," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007