Ambon (ANTARA News) - Pelaksanaan operasi SAR terhadap KM Wahai Star yang tenggelam di sekitar perairan Pulau Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), pada Selasa malam (10/7), dinyatakan selesai, namun sedikitnya 31 penumpang dan Anak Buah Kapal (ABK) belum ditemukan. Koordinator missi SAR KM Wahai Star, Letkol Laut (P) Effendy Bungkang, didampingi Kadis Perhubungan Maluku, Benny Gaspersz, dan Kepala Adpel Ambon, T. Hutasoit, di Ambon, Rabu, memastikan operasi SAR dinyatakan selesai, Rabu dinihari (18/7), sekitar pukul 01.00 WIT. Namun kegiatan pencarian tetap dilaksanakan sesuai petunjuk Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu. "Saya kemarin (Selasa-red) melaporkan perkembangan operasi SAR dan berdasarkan PP No. 36 Tahun 2006 pasal 13 ayat 1 b, maka kegiatan ini telah dinyatakan selesai. Selanjutnya Gubernur Ralahalu memberikan petunjuk bahwa pencarian penumpang maupun ABK tetap dilaksanakan," tambahnya. Dengan berakhirnya operasi SAR KM Wahai Star, maka Posko dialihkan kepada Badan Kesbang dan Linmas Provinsi Maluku pada kantor lantai V Gubernur Maluku dengan nomor telepon(0911) 351155. Effendy memastikan KRI Panana merupakan armada operasi SAR yang terakhir menyinggahi Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Rabu pagi(17/7), dengan hanya mengangkut 16 keluarga penumpang setelah mengevakuasi jenazah Ny.M.Lesnussa ke Leksula, Kecamatan Buru Selatan. "Kami turut berbelasungkawa yang paling dalam atas musibah laut dengan nakhodanya, Stephanus Lekatompessy juga meninggal dunia di antara 20 penumpang tidak tertolong karena cuaca buruk dan gelombang tinggi hingga lima meter, sehingga menyulitkan pencarian," ujarnya. Bahkan, pesawat Nomad TNI-AL P-834 yang dikerahkan untuk mendukung operasi 10 kapal laut lainnya, baik milik Distrik Navigasi Ambon, tiga KRI dan KAL milik TNI-AL, Kapal KNP milik Adpel Ambon dan tiga LCT milik swasta tidak optimal melakukan pemantauan udara sehingga hasilnya pun nihil. Sementara itu, Adpel Ambon, Hutasoit memastikan, KNP. 338 kini masih melakukan penyisiran di sepanjang pesisir pantai Kecamatan Buru Selatan. "Operasi SAR memang dinyatakan selesai. Namun, pencarian tetap dilanjutkan melalui pengarahan Posko dan Adpel Ambon senantiasa siap dan siaga menerjunkan armada maupu personil," ujarnya. Kadis Perhubungan Maluku, Gaspersz, memastikan masih berkoordinasi dengan pemilik kapal, Hengky Tanzania dan PT Asuransi Jasa Rahardja untuk memberikan santunan bagi korban KM Wahai Star. Keluarga korban KM Wahai Star sempat mengamuk di Kantor Adpel Ambon karena merasa kurang seriusnya informasi yang disampaikan soal perkembangan pencarian sanak keluarga mereka. 20 orang yang tewasa adalah nakhoda Stephanus Lekatompessy, Rahmi Wahyunigsih (11), Imanuel Lesnussa (3), Ny. M. Lesnussa, Ny. Debby Saleky (40), Biily Solisa (25), Rosiana (27), Alimudin Latuwael, Tiara Umanailo, Steven Hully (balita), Waumi Papalia dan Novita Ayal. Selanjutnya penumpang dengan tidak ada identitas dan hanya jenis kelamin. yakni seorang anak lelaki (5), NN (perempuan dewasa), NN (perempuan dewasa), NN( lelaki), NN (perempuan), NN (perempuan), NN (perempuan) dan NN( perempuan). (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007