Idi, Aceh (ANTARA News) - Polisi menyita 13 ton atau setara 13.000 liter minyak mentah di jalan lintasa Peureulak - Lokop, di Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, yang akan diseludupkan ke Sumatera Utara.

Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro melalui Kasat Reskrim AKP Erwin di Idi, Kamis malam menyatakan, pada peristiwa yang terjadi Selasa (1/5), polisi juga menahan tujuh tersangka.

Ia menjelaskan, dua tersangka yakni Ra (24) dan Mu (30), warga Kecamatan Peureulak, ditangkap ketika hendak menyelundupkan 3.000 liter minyak mentah dengan menggunakan mobil pick-up L-300 BL 8421 DF dari Ranto Peureulak ke Tanjung Pura, Sumatera Utara, Selasa (1/5) sekitar pukul 01.00 WIB.

Selanjutnya, polisi meringkus Ed (30), warga Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Timur, lalu La (26), warga Idi Tunong, Aceh Timur dan temannya Ia (17), warga Aceh Utara, kemudian Sa (22), dan temannya Mu (25), warga Keecamatan Ranto Peureulak.

Menurut Erwin, awalnya petugas menangkap mobil Colt BK 9662 ND bermuatan 19 drum minyak mentah, Selasa (1/5) sekitar pukul 17:00 WIB. Penangkapan selanjutnya terhadap mobil Pic-Up Grand Max BL 8414 DF bermuatan 6 drum minyak mentah, Rabu (2/5) sekira pukul 05:00 WIB, di Simpang Kampung Besar, Kecamatan Peureulak Barat, Aceh Timur.

Kemudian petugas juga menangkap mobil pick-up L-300 BL 8155 KF berisi 11 drum dan dua jerigen minyak mentah. "Supir dan kernek keempat mobil barang bermuatan 13.000 liter minyak mentah, tidak dapat menunjukkan dokumen yang sah, sehingga para tersangka dan barang bukti kita amankan," katanya.

Dikatakan, pihaknya akan terus menangkap siapapun yang melakukan tindakan melawan hukum, karena hukum tidak pandang bulu.

"Kita harap masyarakat sadar terhadap bahaya melakukan penyulingan secara tradisional, apalagi baru-baru ini salah satu sumur yang disuling masyarakat meledak hingga menimbulkan korban jiwa mencapai 22 orang dan 36 lainnya mengalami luka kritis," tutup Erwin.

Baca juga: Bea Cukai Karimun gagalkan penyelundupan minyak mentah

Pewarta: Mukhlis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018