Hanoi (ANTARA News) - Para anggota baru Majelis Nasional Vietnam pada Kamis memulai bersidang membahas perombakan kabinet guna membentuk pemerintahan yang kecil, namun lebih efesien yang bertujuan memperkokoh ekonomi dan perang terhadap korupsi. Majelis Nasional beranggotakan 493 orang, yang dibentuk setelah pemilihan umum pada Mei lalu, akan melakukan pemungutan suara untuk jabatan tertinggi pemerintah pekan depan. Pada 30 Juli, majelis akan memangkas jumlah menteri menjadi 22 dari 26 menteri yang ada sekarang, dan pemilihan untuk menteri-menteri baru akan dilakukan 2 Agustus. Perdana Menteri Nguyen Tan Dung, Presiden Nguyen Minh Triet, dan Ketua Majelis Nguyen Phu Trong, yang terpilih oleh Partai Komunis yang berkuasa pada kongres lima tahunan April 2006, diperkirakan akan tetap berada di posnya. Pertumbuhan ekonomi meningkat cepat, dengan pertumbuhan lebih dari delapan persen pada 2005 dan 2006. Namun dengan makin besarnya kemakmuran, harga tanah dan harga pangan semakin membubung pula, di samping meluasnya korupsi, kata para pejabat. Ratusan petani dari provinsi tengah dan selatan baru-baru ini berkumpul di dekat Balaikota Ba Dinh dekat Hanoi, di mana persidangan diselenggarakan, melakukan komplain atas sengketa tanah dan koruspi di kalangan pejabat lokal. Suatu protes damai semacam juga terjadi di Kota Ho Chi Minh pada beberapa pekan terakhir. Presiden memahami masalah-masalah dan berjanji akan melakukan aksi tambahan dalam beberapa bulan terakhir 2007. "Kami berusaha mempercepat pelaksanaan industrialisasi dan modernisasi negara, integrasi ekonomi internasional, meningkatkan posisi dan kekuatan untuk menjamin dan maksud pembangunan serta melindungi bangsa," kata ketua partai, Nong Duc Manh. Dia berpidato setelah komite pusat partai yang berkuasa menemui anggota kabinet, dan struktur pemerintahan tampaknya akan disepakati di dalam sidang terakhir 6 Agustus. Majelis Nasional mengatakan, pihaknya juga akan memberikan suara untuk memperpendek masabakti lima tahun menjadi empat tahun pada Kongres Partai Komunis pada tahun 2011. Majelis sebelumnya terutama lebih memfokuskan pada pembangunan ekonomi, tetapi gagal mengatasi pertahanan masalah lingkungan, kata mantan wakil ketua mejelis, Mei Thuc Lan, dalam satu artikel yang diterbitkan Kamis. "Jurang-pemisah antara kaya dan miskin di banyak wilayah dan di antara rakyat makin melebar, para pekerja dieksplotasi, petani kehilangan ladang atau siapapun tak bisa mengandalkan pada produksi pertanian yang ditinggalkan, untuk mencari pekerjaan di daerah-daerah pinggiran," katanya. Wakil Perdana Menteri Nguyen Sinh Hung mengatakan, pemerintah akan memfokuskan pada langkah-langkah `memelihara pertumbuhan yang pesat, pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dan hubungan baik dengan masalah-masalah sosial dan pembrantasan kelaparan dan mengurangi kemiskinan` pada akhir tahun ini. Pemerintah juga akan mempercepat reformasi pemerintahan dan memerangi korupsi pada bulan-bulan mendatang, kata Hung dalam satu laporan pemerintah kepada majelis. Vietnam akan menargetkan pertumbuhan ekonomi sembilan persen pada separoh tahun kedua, untuk mencapai target pertumbuhan tahun 8,5 persen, ujarnya, seperti dikutip Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007