Temanggung (ANTARA News) - PT Apple Indonesia diharapkan mampu mencetak 200 pengembang aplikasi setiap tahunnya, sebagai upaya pemerintah dalam memacu kegiatan penelitian dan pengembangan di dalam negeri khususnya sektor industri guna menciptakan produk yang bernilai tambah tinggi.

“Hadirnya pusat inovasi yang dibangun oleh Apple ini, ditargetkan mampu menghasilkan sebanyak 200 developer per tahun untuk setiap pusat inovasi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya diterima di Temanggung, Senin.

Diharapkan, para developer ini dapat memberikan  manfaat di tengah perkembangan era revolusi industri 4.0 di Indonesia.

Airlangga menyampaikan hal itu pada Peresmian Fasilitas iOS Developer Academy di BSD City, Tangerang.

Pusat inovasi di Tangerang dengan luas 1500 meter ini merupakan fasilitas inkubator untuk pengembangan aplikasi Apple yang pertama di Asia dan ketiga di dunia setelah Brasil dan Italia. 

Pada tahap awal, Apple Developer Academy Indonesia ini baru menerima 75 orang siswa. Seluruhnya merupakan hasil kerja sama dengan Universitas Bina Nusantara (Binus).

“Sekarang baru pre-launch, nanti grand launch di bulan Juni,” imbuh Menperin.

Selain di Tangerang, rencananya PT Apple Indonesia membangun dua pusat inovasi lagi. 

“Lokasi berikutnya, di Pulau Jawa tetapi di luar wilayah Jabodetabek serta akan mendirikan di luar Jawa,” ungkapnya.

Airlangga menyatakan, setelah semua beroperasi penuh, siapa pun bisa berkesempatan mendaftar di sekolah ilmu pemrograman khusus ekosistem aplikasi Apple tersebut atau terbuka untuk umum.

Bahkan masuk di sekolah ini gratis alias tanpa dipungut biaya serta dapat beasiswa. 

“Dan bagusnya lagi, di sistem akademi Apple ini, pemegang hak patennya adalah para student,” tegasnya.

Menteri Airlangga menyampaikan, untuk memenuhi ketentuan regulasi mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), PT Apple Indonesia memilih skema penghitungan TKDN berbasis pengembangan inovasi. 

“Untuk membangun tiga pusat inovasi, total investasi mereka senilai 44 juta dolar AS dalam jangka waktu tiga tahun sejak 2017,” ungkapnya.

Kelas di Apple Developer ini mencakup Objective-C dan Swift. Swift adalah bahasa pemrograman dari Apple yang diciptakan untuk membuat aplikasi untuk iOS, Apple TV dan Apple Watch.

Komunitas pengembang iOS di Indonesia semakin tumbuh hingga lebih dari 50 persen selama dua tahun terakhir. 

Data Apple menunjukkan, pada tahun 2017, pengembang iOS seluruh dunia menghasilkan pendapatan sebesar 26,5 miliar dolar AS.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018