Kuala Lumpur (ANTARA News) - Koalisi penguasa Barisan Nasional (BN) dan koalisi oposisi Pakatan Harapan (PH) sama-sama menyiapkan mobil untuk memobilisasi pemilih ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam Pemilu Malaysia, Rabu.

Mobil golf dan mobil sedan yang dihiasi atribut bendera BN dan PH itu berkeliling ke pusat-pusat keramaian untuk antar jemput dari rumah-rumah penduduk ke TPS.

Kandidat parlemen dari koalisi BN dari Titiwangsa Datuk Johari Abdul Gani menyiapkan "mobil rayuan" untuk mengangkut calon pemilih dari Stasiun LRT Kampung Baru ke lokasi pemilihan.

Puluhan warga silih berganti menaiki mobil ini dari Stasiun Light Rapid Transit (LRT) PWTC Kampung Baru, Kuala Lumpur.

Mereka diantar ke sejumlah TPS terdekat, salah satunya TPS di Sekolah Rendah Agama Raja Muda Musa, Kampung Baru, yang memiliki jumlah pemilih 4.304.

Petugas BN mendirikan posko pemenangan yang berlokasi persis di samping TPS. Kendati melakukan aksi simpatik namun tidak berarti warga selalu mendukung BN.

"Saya tadi datang menggunakan mobil jemputan BN dari Stasiun LRT PWTC namun tidak berarti saya mendukung BN," ujar seorang warga yang enggan disebut namanya.

Baca juga: Teror panggilan telepon misterius hantui Pemilu Malaysia

Sementara itu pemugutan suara di TPS Sekolah Rendah Agama Raja Muda Musa berlangsung ramai di bawah penjagaan polisi.

Antrean pemilih dibagi berdasarkan usia, mulai "saluran" satu hingga lima. Saluran satu untuk usia lanjut dan saluran lima untuk yang paling muda.

"Saya memilih sejak 1999, sekarang yang keempat kali. Pemilu kali ini lebih sengit karena oposisinya lebih banyak. Dahulu Mahathir masih di BN bersama Najib. Sekarang keduanya berlawanan," ujar warga Pandan Jaya, Zuhairi.

Pemilu sebelumnya BN terdiri dari UMNO, MIC dan MCA, sedangkan Pakatan Rakyat terdiri dari PKR dan DAP. Sekarang oposisi Pakatan Harapan bertambah anggotanya dengan kelahiran Partai Melayu Pribumi Bersatu (PMPB) pimpinan Mahathir.

Pegawai pemerintah ini menyatakan sejauh ini tidak ada arahan dari pimpinan untuk memilih partai tertentu.

"Bebas memilih dan tidak diarahkan ke mana-mana. Tetapi kalau peringkat tinggi pegawai pemerintah tidak tahu, saya level pelaksana ke tengah," katanya.

Baca juga: Cerita para politisi Malaysia diteror telepon misterius saat Pemilu
 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018