Depok (ANTARA News) - Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menyebutkan lima polri yang terlibat dalam kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob pada Rabu dinihari itu gugur dalam menjalankan tugas negara dan sedang berlangsung perundingan dengan napi teroris.

"Kita semuanya turut berbelasungkawa atas gugurnya lima anggota polri. Mereka bhayangkara-bhayangkara terbaik yang telah mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto saat jumpa pers, di Direktorat Polisi Satwa Baharkam Mabes Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu.

Menurut dia, situasi di rutan Mako Brimob sudah dapat dikendalikan dengan baik. Tim juru runding/negosiator Polri saat ini masih melakukan negosiasi kepada narapidana teroris dengan harapan mendapatkan hasil yang baik.

"Saya mohon masyarakat tidak gelisah, tidak takut karenas situasinya masih bisa dikendalikan. Saya mohon masyarakat jangan percaya dengam media yang tidak jelas yang ingin memprovokasi dan mengalihkan fakta-fakta untuk tujuan tertentu. Kita akan menyampaikan update melalui media massa," kata Irjen Setyo.

Tuntutan yang disampaikan oleh narapidana teroris, kata dia, tidak jelas karena asal muasal permasalahan itu dipicu oleh pemeriksaan makanan yang dilakukan petugas.

"Namun, ada yang tidak suka sehingga memprovokasi napi yang lain. Akibatnya terjadi kerusuhan di dalam rutan," ujarnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal M Iqbal menambahkan, pemicu kerusuhan terjadi karena pemeriksaan makanan yang masuk dalam tahanan harus diverifikasi terlebih dahulu oleh petugas sesuai dengan SOP, namun hal ini yang menjadi membuat cekcok antara petugas dan narapidana teroris.

"Makanan itu harus steril dan memastikan tidak ada barang yang terlarang masuk," katanya.

Ia menjelaskan, pada saat itu terjadi insiden keributan antara petugas kepolisian dengan narapidana teroris dan senjata direbut oleh para narapidana teroris.

Langkah-langkah yang diambil yaitu pertama, mengendalikan situasi dari semalam hingga detik ini terkendali karenapolisi mengedepankan upaya-upaya persuasif, yaitu berupaya berunding dengan beberapa tahanan yang mau diajak komunikasi untuk menemui satu solusi bersama.

"Kita bisa saja melakukan penetrasi, bila memang membahayakan petugas. Namun, kita berharap itu tidak terjadi karena akan ada korban lagi yang berjatuhan. Oleh karenanya, kita terus melakukan negosiasi," kata Iqbal.

Iqbal menegaskan bahwa tidak ada baku tembak yang terjadi dalam kerusuhan itu. Para napi berhasil merebut senjata yang dipegang oleh lima korban yang telah gugur.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018