Beijing (ANTARA News) - Perseteruan antara dua kota di China baratdaya untuk merebutkan jamur hutan liar bernilai tinggi meletuskan bentrokan bersenjata, sehingga jatuh korban delapan orang tewas dan 44 lainnya luka-luka, demikian laporan kantor berita Xinhua, Kamis. Aksi kekerasan itu terjadi di prefektur otonomi Garze Tibet, di provinsi pegunungan Sichuan. "Seorang pejabat pemerintah kota mengatakan, sekitar 200 penduduk dari kota Danba dan Sumdo terlibat bentrokan berkait sengketa mendapatkan jamur liar dan kayu-bakar," kutip Xinhua mengutip keterangan pejabat lokal. Beberapa diantaranya terlibat baku-tembak sekitar 10 menit, kata pejabat tersebut. China bergulat dengan semakin meningkatnya kerusuhan sosial, yang dipicu oleh sengketa atas hak-hak tanah, korupsi dan meningkatnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Pejabat tersebut mengatakan, bahwa dalam bulan April saja, penduduk dari Sumdo diusir oleh kotapraja Danba ketika mereka tertangkap sedang memungut jamur di Danba. Dalam bulan Mei, dua orang dari Danba diserang di dekat Sumdo. "Para pejabat kota telah berusaha belasan kali mulai dari menengahi, namun mereka mengisyaratkan ditolak oleh penduduk di kedua kota tersebut," kata pejabat tadi. Jamur oleh warga Tibet disebut "rumput musim panas penghangat di musim dingin". Tumbuhan itu terbentuk ketika jamur parasit dibajak dan dilahap oleh larva ngengat hantu yang disembunyikan ke dalam tanah pegunungan selama lebih dari lima tahun. Kemudian tubuh mereka muncul ke permukaan dan menyebarkan spora. Ngengat yang diawetkan merupakan obat tradisional Tibet yang dipercayai bisa menyembuhkan segala penyakit, bahkan para promotor mengatakan bisa membantu memerangi AIDS, kanker dan penuaan. Sebagai bahan ramuan obat-obatan Tibet mempunyai banyak penggemar di China maupun di luar negeri. Jamur liar dan jamur pegunungan serta tanaman-tanaman tertentu menjadi komoditi yang menguntungkan, sehingga memikat hampir seluruh desa di sana untuk memanen antara Mei sampai Juli. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007