Medan (ANTARA News) - Derap pembangunan jalan tol di Sumatera Utara terus berlanjut.

Kehadiran truk-truk besar pengangkut tanah dan material bangunan, alat-alat berat, dan pekerja-pekerja konstruksi menjadi pemandangan biasa bagi banyak warga di berbagai lokasi dalam beberapa tahun terakhir ini.

Kerja keras para pekerja konstruksi jalan tol di provinsi berpenduduk lebih dari 14,1 juta jiwa yang merupakan bagian proyek pembangunan infrastruktur strategis pemerintah pusat itu, telah membuahkan hasil nyata.

Setidaknya, manfaat kehadiran jalan bebas hambatan di provinsi yang berperan besar pada sejarah perkembangan Pertamina melalui keberadaan Telada Said di Kabupaten Langkat itu sudah dirasakan para pengendara yang melintasi ruas-ruas jalan tol yang sudah beroperasi penuh.

Betapa tidak, para pengendara yang melintas di jalan tol Medan-Binjai sepanjang 10,46 kilometer, dan lima dari tujuh seksi ruas tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) yang telah dioperasikan sejak diresmikan Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2017 tersebut tak hanya mendapatkan kenyamanan dan keamanan.

Mereka pun mendapatkan kelancaran sehingga bisa menghemat waktu tempuh serta layanan derek gratis hingga pintu keluar tol terdekat dari pengelola jalan tol tersebut.

Ada pun kelima seksi tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 60 kilometer yang sudah beroperasi itu adalah Seksi 2 (Perbarakan-Kualanamu) sepanjang 7,05 km, dan Seksi 3 (Perbarakan-Lubuk Pakam) sepanjang 4,4 km.

Selanjutnya, Seksi 4 (Lubuk Pakam-Perbaungan) sepanjang 12,8 km; Seksi 5 (Perbaungan-Teluk Mengkudu) sepanjang 9,6 kilometer, serta Seksi 6 (Teluk Mengkudu-Sei Rampah) sepanjang 9,3 kilometer.

Seksi 1 Tanjung Morawa-Perbarakan sepanjang 10,75 km, diperkirakan Asisten Manager Keamanan dan Ketertiban Lalu Lintas dan Pemeliharaan PT Jasamarga Kualanamu Tol David Christian, baru beroperasi penuh pada akhir Mei 2018.

David mengatakan uji kelaikan tol Seksi I itu kemungkinan dilakukan pada pertengahan Mei untuk kemudian diikuti dengan penetapan besaran tarif tol.

Jika Kementerian Perhubungan sudah mengeluarkan besaran tarif resmi tolnya, pengoperasian jalan tol Seksi 1 ini akan sudah dapat dilakukan secara penuh pada akhir Mei, katanya.

Ada pun Seksi 7 (Sei Rampah-Tebing Tinggi) sepanjang 6,1 km masih dalam pembangunan. Ketujuh seksi tol MKTT tersebut menelan investasi senilai Rp4,96 triliun.

Dengan beroperasinya ruas tol Seksi 1, menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan menyambung jalan tol MKTT dengan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa (Belmera) sepanjang 34 km yang dikelola PT Jasamarga.

Upaya merampungkan pembangunan ruas-ruas tol di Sumut yang menjadi bagian dari proyek pembangunan jalan tol Trans Sumatera sepanjang 2.770 km yang membentang dari Provinsi Aceh hingga Pelabuhan Bakauheni, Provinsi Lampung, ini terus diupayakan pemerintah.

Menurut Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Hery Trisaputra Zuna dalam pernyataan persnya yang dibuat Kementerian PUPR dan dipublikasi laman resmi Sekretariat Kabinet belum lama ini, Seksi 7 (Sei Rampah-Tebing Tinggi) ditargetkan rampung pada akhir 2018.

"Seksi terakhir yang ditargetkan rampung pada Desember 2018 adalah Seksi 7 (Sei Rampah-Tebing Tinggi) sepanjang 9,3 km. Progres tanahnya 84,5 persen dan konstruksi 12,3 persen," katanya.

Pada Desember 2018 ini, tol MKTT dan Medan-Binjai juga ditargetkan selesai dan tersambung seluruhnya sehingga kendaraan dari Pelabuhan Belawan ke Kualanamu dan Tebing Tinggi tidak lagi harus keluar masuk Kota Medan seperti saat ini.

Dengan tersambungnya kedua ruas tol tersebut nantinya, Hery Trisaputra Zuna meyakini kemacetan Kota Medan akan berkurang dan lalu lintas harian Tol MKTT pun akan meningkat.

Ruas tol yang turut mendukung penguatan konektivitas antardaerah di Sumut itu akan berlanjut dari Tebing Tinggi ke Parapat sepanjang 104,5 km, Tebing Tinggi-Tanjung-Inderapura sepanjang 28,75 km serta Inderapura-Kisaran sepanjang 43,55 km.

Biaya berkurang

Kementerian PURP memperkirakan biaya logistik akan berkurang jika semua ruas tol tersebut sudah tersambung menjadi jaringan jalan tol.

Bahkan, keberadaan jaringan jalan tol itu juga diyakini pemerintah akan memperpendek waktu tempuh ke destinasi wisata Danau Toba dari semula enam jam menjadi dua jam.

Upaya menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung pintu masuk ke Pulau Sumatera serta upaya menggeser kawasan industri dari daerah perkotaan Medan ke Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke juga terbantu dengan rampungnya jaringan jalan tol ini nantinya.

Proses pembangunan ruas-ruas tol di Sumut yang menjadi bangian dari proyek pembangunan tol Trans Sumatera ini tak hanya akan memperkuat konektivitas antarkota dan desa di dalam provinsi ini namun juga meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat dunia.

Memasuki tahun keempat usia pemerintahan Presiden Joko Widodo, potret masa depan Indonesia hebat semakin terlihat di Sumut, provinsi yang telah melahirkan banyak tokoh penting NKRI ini.
 

Pewarta: Rahmad Nasution
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018