Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Lukman Edy melontarkan "protes kecil" kepada panitia malam puncak Pekan Presiden Penyair mengapa ia mendapat jatah puisi berjudul sama dengan yang dibacakan Menteri Pemuda dan Olahraga Adyaksa Dault. "Yang saya heran, kenapa puisinya sama dengan Pak Adyaksa, ya? Rupanya, menteri memang disuruh membawakan `Jembatan`," katanya sebelum membacakan puisi itu dalam acara di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis malam tersebut. Ratusan penonton tertawa menanggapinya dan bertepuk tangan, sementara Adyaksa tersenyum, karena sudah tampil membacakan "Jembatan", karya presiden penyair Sutardji Calzoum Bachri. Setelah berseloroh soal jatah "Jembatan" bagi kedua menteri itu, Edy mulai membacakan puisinya. Dengan gaya serius dan bersahaja, Edy mulai membaca puisi tentang nasionalisme rakyat tersebut. Penampilan Edy tampak berbeda jika dibandingkan dengan kesehariannya sebagai menteri. Ia mengenakan kemeja warna coklat muda dipadu celana panjang berwarna sama. "Saya mengagumi Bang Tardji. Dia juga tak asing bagi saya, karena ayah saya adalah sahabat beliau," demikian pria kelahiran Teluk Pinang, Riau, 26 Nopember 1970 itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007