Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak tujuh bandara di Papua segera menggunakan inovasi teknologi berupa sistem pemantau penerbangan berbasis Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) karya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Direktur Pusat Teknologi Elektronika (PTE) BPPT Yudi Purwantoro di Jakarta, Jumat, mengatakan ADS-B adalah sistem navigasi penerbangan di mana setiap pesawat terbang memancarkan data penerbangannya berupa identitas, koordinat lokasi, ketinggian, kecepatan, dan indikator lainnya, ke segala arah secara terus menerus melalui media gelombang radio.

"Alat ini akan dipasang di?Bandara Wamena, Sentani, Oksibil, Dekai, Senggeh, Borme dan Elelim.?Pemasangan 7 titik secara bertahap pada 2018. Titik awal di Sentani, target akhir Juni 2018 siap beroperasi,"?ujar dia.

Tipe ADSB yang digunakan, lanjut Yudi, adalah ADS-B Ground Station. Keunggulannya adalah data akan dapat dilihat secara lokal di masing-masing Bandara, melalui Situasional Display Monitor dan juga dikirimkan secara bersamaan ke Air Traffic Control System milik Airnav Indonesia di Sentani.

Dengan terpasangnya ADS-B di tujuh titik lokasi di atas, pesawat-pesawat yang nantinya terbang pada rute atau jalur penerbangan Sentani-Wamena-Oksibil dapat dimonitor dengan baik melalui Situasional Awareness Display oleh Air Traffic Controller.

"Dengan Teknologi ADS-B sebagai Teknologi Surveillance nantinya akan lebih banyak lagi area penerbangan dibawah Flight Level 24.000 feet yang belum tercover situasional awareness display akan bisa dicover dengan lebih baik. Jadi petugas ATC di Papua dapat memonitor pesawat secara real time, bukan dengan menggambar titik-titik lagi," ujar dia.

Bandara di Indonesia, menurut Yudi, berjumlah hampir 300. Lalu yang berpotensi dipasang ADSB sekitar 250, di Papua saja ada 109 bandara yang memerlukan alat ADS-B ini.

Perlu dicatat bahwa ADS-B ini tidak hanya dipasang di bandara, tetapi lebih banyak di sepanjang jalur penerbangan, lanjutnya.

?Dengan adanya infrastruktur navigasi ini jumlah penerbangan di papua bisa ditingkatkan dan tidak lagi terlalu terpengaruh dengan kondisi cuaca," katanya.

Sebagai informasi, ADS-B Ground Station BPPT-INTI diberi kode produk AGS-216. ADSB Ground Station AGS 216 merupakan ground station buatan dalam negeri pertama yang telah dirancang oleh BPPT dan diproduksi oleh PT INTI.

ADS-B AGS-216 telah disertifikasi oleh Kementerian Perhubungan berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara yang mengacu pada Standar Internasional (Amerika dan Eropa) untuk ADS-B pada awal tahun 2017, dan layak digunakan secara operasional.

Dengan demikian AGS-216 setara dengan perangkat yang dihasilkan oleh industri negara maju seperti Thales. Keberhasilan ini mendukung efisiensi nasional dan peningkatan kemandirian serta daya saing bangsa melalui inovasi teknologi dan penggunaan produk dalam negeri meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Adapun ragam kelebihan inovasi sistem ADS-B BPPT yang bekerjasama dengan PT INTI ini jika dibandingkan dengan radar adalah coverage lebih luas dengan radius 250 mil (450 km) segala arah.

Jumlah pesawat yang dapat dipantau lebih banyak 500 pesawat, sehingga memperkecil separasi antar pesawat dan meningkatkan jumlah penerbangan. Lebih sederhana dalam instalasi, operasi dan pemeliharaan, serta rendah biaya investasi, instalasi, operasi dan pemeliharaan.

Dapat dipasang di berbagai medan lokasi, termasuk lokasi terpencil karena kebutuhan energi listriknya kecil sehingga dapat menggunakan listrik tenaga surya. Serta dukungan purna jual lebih efektif dan efisien karena dilakukan sepenuhnya oleh tenaga ahli dalam negeri, sehingga meningkatkan jam operasi dan kehandalan.

Baca juga: Airnav gunakan teknologi BPPT di Papua

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018