Kuala Lumpur (ANTARA News) - Mantan pemimpin Malaysia, Najib Razak, yang terkena skandal keuangan, dan istrinya, Rosmah Mansor, mengkritisi media dan polisi, Sabtu, setelah para penyelidik yang mencari bukti korupsi terekam sedang menyita banyak kotak perhiasan, tas mewah, dan uang tunai.

Setelah kemenangan mengejutkan dalam pemilihan pada 9 Mei, pemerintahan baru yang dipimpin Mahathir Mohamad telah membuka penyelidikan tentang bagaimana miliaran dolar Amerika Serikat menghilang dari 1Malaysia Development Berhad (1MDB), suatu dana negara yang didirikan Najib.

Najib, yang secara konsisten membantah bersalah, dan istrinya, Rosmah, dilarang meninggalkan negara itu.

Barang-barang yang disita polisi dari rumah Najib dan lokasi lain yang terkait dengan pasangan itu termasuk 284 kotak tas desainer, termasuk tas merek kondang dan mewah, Birkin dan Hermes. Puluhan tas mewah dipenuhi dengan uang tunai dan perhiasan. Tas mewah Rosmah itu disebut-sebut hingga seharga 200.000 dolar Amerika Serikat. 

Pengacara Najib, Harpal Singh Grewal, mengatakan kepada para wartawan yang menunggu di luar rumah, mantan perdana menteri Malaysia dan keluarganya itu "sangat tidak senang" bahwa polisi telah menyita pakaian dan sepatu milik anak-anaknya.

"Tidak ada upaya dilakukan untuk memverifikasi apakah pakaian, sepatu, pakaian bayi, dan semuanya ada hubungannya dengan penyelidikan yang sedang berlangsung," katanya.

Laporan-laporan televisi dan pers dari polisi yang mengangkut barang-barang pribadi mantan keluarga pertama itu menimbulkan keberatan dari Rosmah.

"Ini adalah harapan kami bahwa pihak berwenang akan mematuhi aturan hukum dan proses hukum, untuk menghindari persidangan umum prematur," demikian pengacara Rosmah, Valen Oh and Partners, dalam pernyataan atas namanya.

"Lembaga penegak hukum seharusnya tidak memberi media sosial hal yang provokatif, tetapi amati dan junjung tinggi profesionalisme yang ketat setiap saat," katanya.

Setidaknya enam negara, termasuk Amerika Serikat, sedang menyelidiki skandal multi-miliar dolar tersebut.

Pencarian sepanjang waktu di tempat tinggal mereka telah mendorong beberapa kritik publik, termasuk saingan politik Najib yang kini berada di pemerintahan.

"Sebagai mantan korban serangan polisi fajar subuh, saya harus menekankan ketidaksetujuan saya dalam menggeledah rumah manapun pada jam yang amat mengganggu seperti itu," kata politisi dari koalisi yang berkuasa, Nurul Izzah, putri Anwar Ibrahim; seorang reformis yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara pada Rabu dan diberikan pengampunan penuh.

"Tuntut, selidiki, dengan bijaksana," kata Nurul di "Twitter." 

Pewarta: ANTARA
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018