Jakarta (ANTARA News) - Mungkin banyak yang terhenyak, seakan tak percaya, jika pengacara senior Adnan Buyung Nasution sudah berusia 73 tahun. Melihat penampilannya yang enerjik, penuh semangat dan gaya bicaranya yang lantang sepertinya jauh berada di bawah usia yang sebenarnya. "Saya pandang hidup sebagai perjuangan untuk tetap eksis dan memberikan makna bagi manusia," kata bang Buyung, begitu ia akrab dipangil, saat perayaan hulang tahunnya yang ke-73 di Jakarta, Senin. Karena falsafah hidupnya itulah, bang Buyung seakan tak kenal lelah dalam "berjuang" melawan ketidakadilan, kesewenang-wenangan, penindasan maupun pelanggaran Hak Asasai Manusia. Hampir semua kasus-kasus besar, baik soal sengketa tanah, perampasan hak, penindasan, kesewenang-wenangan maupun pelanggaran HAM, selalu ada "sentuhan" tangan dingin bang Buyung. "Saya ikrarkan hidup saya ini bagi kehidupan. Semoga bisa berikan makna bagi kita semua. Saya usahakan untuk selalu berfikir dan tak hanya berfikir tetapi berikan makna kepada kehidupan kita semua," kata si `Jambul Putih` itu dengan nada penuh keyakinan. Bagi pria empat anak dan 11 cucu ini, sepertinya tidak ada kata capek. Aktivitasnya yang selalu padat hingga usia 73 tahun seakan meneguhkan perjalanan falsafah hidupnya tersebut. Sampai saat ini bang Buyung tetap bekerja keras tak kenal henti, seolah tidak ada lelah-lelahnya bekerja dan bekerja. Lalu kapan capeknya? "Cita-cita itu penting sebagai misi hidup. Jadikan itu komitmen, janji pada diri sendiri, yang tak dilupakan dan ditinggalkan. Kalau lupa pada diri sendiri, sama dengan berkhianat pada diri sendiri. Kalau sejak muda sudah ditanamkan (itu), maka kau tak akan berhenti berjuang," katanya sambil mengepalkan tangannya. Cita-cita bagaikan bara dalam dada yang mendorong orang agar bersemangat menggapai apa yang diidam-idamkannya. Meskipun, ia menyadari bahwa cita-cita tidak bisa dicapai seratus persen. Orang hanya bisa makin lama makin mendekati. Kenapa? Karena cita-cita selalu berkembang. "Jadi seseorang yang memiliki cita-cita yang kuat, sesungguhnya dia berkejaran dengan cita-cita tersebut. Tidak perlu disuruh, dia akan bekerja keras, karena itu merupakan janji yang terpatri di hati," kata bang Buyung membuka salah satu kunci mempertahankan semangatnya. Sepertinya menjadi pas apa yang disampaikan bang Buyung, dalam pandangan ekonom DR Sjahrir yang menilai: "Adnan Buyung Nasution adalah sang lokomotif demokrasi. Semangat dan jiwa demokratnya banyak menginspirasi banyak orang. Indonesia banyak membutuhkan orang-orang seperti Adnan Buyung Nasution."(*)

Oleh
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007