Temanggung (ANTARA News) - Mantan Ibu Negara Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid makan sahur bersama dengan para penyandang disabilitas intelektual, netra, wicara dan rungu di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) Kartini Temanggung, Jawa Tengah, Kamis dini hari.

Ratusan penyandang disabilitas memenuhi aula BBRSBG Kartini makan nasi kotak bersama istri mendiang mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Shinta mengaku sangat terkesan makan sahur bersama para penyandang disabilitas.

"Buat saya kegiatan ini luar biasa, karena baru sekali ini sahur dengan penyandang disabilitas, kalau dengan PSK, kaum waria, orang-orang terpinggirkan seperti penambang pasir, penderes gula, dan pengamen sudah biasa," katanya.

Ia menuturkan makan sahur dengan penyandang disabilitas baru sekarang ini, dan pihanya betul-betul merasa terharu karena mereka punya semangat yang begitu tinggi baik untuk menjalankan agamanya maupun berbangsa dan bernegara.

"Hal itu harus tetap dikembangkan oleh pengelola agar jangan sampai semangat penyandang disabilitas kehilangan rasa kebangsaan, saling mengasihi, dan saling berbagi," katanya usai makan sahur bersama para penyandang disabilitas.

Dalam tausiyahnya mengatakan puasa itu diperintahkan Allah dalam Al Quran yang artinya wahai orang-orang beriman diwajibkan kepada kamu sekalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa.

"Jadi tujuan berpuasa itu adalah menjadikan orang yang tadinya kurang baik menjadi lebih baik, artinya menjadi orang yang bertakwa," katanya.

Ia menuturkan puasa mengajarkan tentang kesabaran, kejujuran, keadilan, saling tolong-menolong, menghormati, saling menyayangi, saling mencintai, tidak boleh bergunjing, tidakl boleh memfitnah, tidak boleh menghujat orang lain, dan tidak boleh mengerjakan hal-hal tidak baik.

"Kita harus saling menyayangi, hidup rukun dan damai, saling menghargai dan menghormati," katanya.

Ia mengatakan Indionesia terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, budaya, dan adat. Orang Indonesia itu bermacam-macam, maka Indonesia mempunyai semboyan bhinneka tunggal ika.

"Setiap bulan Puasa, saya mempunyai kegiatan bersahur bersama dengan kaum duafa, kaum yang terpinggirkan saya ajak bersahur bersama," katanya.

Baca juga: Dialog kebhinnekaan Ibu Shinta di Denmark

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018