Australia dan Indonesia memiliki pemahaman yang mendalam dan penghormatan yang sama akan budaya ..."
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Australia menyerahkan empat tengkorak Dayak dan Asmat bernilai sejarah dan budaya kepada Pemerintah Indonesia yang diwakili Duta Besar Indonesia untuk Australia Kristiarto Soeryo Legowo di Canberra.

"Australia dan Indonesia memiliki pemahaman yang mendalam dan penghormatan yang sama akan budaya dan warisan budaya kedua negara, serta komitmen bersama untuk melindungi dan melestarikannya," demikian Menteri Kesenian Australia, Senator Mitch Fified, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Masing-masing tengkorak dengan hiasan tradisional diserahkan dalam satu kotak khusus yang dibuat oleh pakar konservator dari Museum Nasional Australia untuk memastikan keamanan transportasi artefak bersejarah itu.

Tengkorak-tengkorak tersebut berasal dari masyarakat Dayak dan Asmat yang memiliki nilai budaya sangat penting untuk Indonesia.

Menteri Fified menuturkan penyerahan artefak tersebut merupakan bagian dari upaya memerangi perdagangan gelap benda-benda bernilai budaya yang terus menerus dilakukan.

Sementara itu, Duta Besar Legowo mengatakan pengembalian itu menjadi bukti dekatnya hubungan penegakan hukum dan budaya antara Indonesia dan Australia.

"Ada tren-tren global yang terus berkembang dalam penyelundupan dan penjualan benda-benda budaya akhir-akhir ini, pengembalian menjadi pendorong untuk memperkuat kerja sama dalam menjaga kekayaan budaya dan menanggulangi kegiatan-kegiatan gelap semacam itu," kata Dubes Legowo.

Selanjutnya benda-benda budaya itu akan dipulangkan ke tempat asal mereka di Indonesia.

Sejumlah budaya membuat masyarakat Indonesia mengawetkan dan memajang tengkorak di rumah adat atau di tempat keramat serta digunakan dalam upacara adat yang sangat mendetail.

Misalnya, masyarakat Asmat dari Papua Barat yang menghiasi tengkorak dengan biji-bijian dan cincin-cincin cangkang kerang laut yang diukir, sementara masyarakat Dayak di Kalimantan menghiasi tengkorak dengan ukiran-ukiran yang rumit.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018