Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh mengatakan, agar migrasi open source perangkat lunak komputer di kalangan pengelola bisnis warung internet (warnet) agar menjadi gerakan nasional. "Ini supaya disosialisasikan kepada anggota asosiasi warnet agar nanti tidak ada lagi sweeping oleh aparat keamanan," kata Menkominfo saat menerima pengurus AWARI (Asosiasi Warung Internet Indonesia) di kantor Depkominfo di Jakarta, Rabu. Nuh mengasumsikan warnet yang disweeping aparat keamanan adalah warnet yang masih menggunakan perangkat lunak ilegal dan belum bisa migrasi ke perangkat lunak open source. "Saya tidak melihat alternatif lain agar Warnet tidak disweeping adalah dengan migrasi karena kalau menggunakan software lisensi investasinya akan mahal sekali. Solusi itu harus sesegera mungkin dan dilakukan massal," kata Nuh yang dalam pertemuan dengan AWARI tersebut didampingi oleh Dirjen Aplikasi Telematika Depkominfo Cahyana Ahmadjayadi dan Asisten Deputi Pengembangan Jaringan Depkominfo Loli Amaria. Menkominfo mengatakan, pihaknya akan menyiapkan perangkat lunak komputer open source yang ramah pemakaian (user friendly) yaitu yang mirip dengan perangkat lunak yang biasanya digunakan. Sementara itu Ketua Dewan Pengawas AWARI, Judith MS mengatakan, banyak Warnet yang menggunakan perangkat lunak lisensi (proprietary) dan open source bangkrut dan mati karena tidak bisa bersaing dengan Warnet yang menggunakan perangkat lunak bajakan. Sedangkan Ketua Umum AWARI Irwin Day mengatakan, lebih dari setengah warnet di Indonesia yang berjumlah kurang lebih 10.000 itu menggunakan perangkat lunak bajakan. Irwin mengatakan AWARI mencatat ada kurang lebih 10.000 warnet yang tersebar di seluruh Indonesia dan jumlah tersebut termasuk Warnet pendidikan/sekolah/ICT Center. "Bandingkan jumlah ISP (Internet Service Provider) yang hanya 160, hanya 60 yang beroperasi, hampir semuanya beroperasi di Jakarta saja, kurang dari 10 ISP beroperasi di 20 Kota Besar (saja) di Indonesia," kata Irwin. Dia mengatakan sampai saat ini terdapat 180 anggota AWARI dengan jumlah layar sebanyak 3.600 dan jumlah komputer per warnet kurang lebih 12 PC. Irwin mengatakan tarif akses internet di Warnet kurang lebih Rp4.000 per jam serta okupansi per PC per hari kurang lebih 7 jam, dimana 1 PC melayani kurang lebih 7 orang/hari, sehingga total pengguna per hari kurang lebih 25.200 orang. Ketua AWARI itu mengatakan, berdasarkan survey APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dan Depkominfo tahun 2005 tercatat 42 persen dari 20 juta pengguna Internet menggunakan Warnet untuk mengaksesnya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007