Jakarta (ANTARA News) - Robert B. Zoellick pekan depan akan memulai lawatan resmi pertama sebagai Presiden Bank Dunia, dengan mengunjungi beberapa negara di kawasan Asia Pasifik, demikian dikutip dari situs resmi Bank Dunia, Kamis. Australia menjadi negara pertama Zoellick menghadiri pertemuan para Menteri Keuangan APEC untuk memperoleh masukan-masukan dari para pejabat di kawasan itu dan bertemu dengan pemimpin Australia. Lawatan berikutnya ke Kamboja dan Vietnam untuk menyaksikan situasi dan tantangan yang dihadapi kedua negara berkembang tersebut ke depan bersama dengan pejabat Bank Dunia setempat. Negara terakhir yang dikunjungi adalah Jepang untuk melakukan serangkaian pembicaraan dengan para pejabat di negara tuan rumah pertemuan G8 tahun depan dan pemangku kepentingan utama di Bank Dunia. "Sebagai kontributor terbesar dalam hal bantuan internasional bagi dunia dan pemangku kepentingan kedua terbesar di Bank Dunia, Jepang menjadi agen pembangunan global yang sangat vital," kata Zoellick. "Kerjasama Jepang dengan Bank Dunia, terutama melalui International Development Association (IDA), memberi kontribusi penting untuk kemajuan di Afrika serta negara miskin lainnya, dan kami mengharapkan keberlanjutan dukungan tersebut," ujarnya. Sedangkan pertemuan APEC akan memberikan kesempatan bagi Zoellick untuk bertemu dengan para menteri keuangan kawasan Asia Pasifik untuk menjelaskan pemikirannya tentang Bank Dunia serta mendengar perspektif dari para menkeu. Selain itu, Zoellick juga akan berpartisipasi dalam diskusi-diskusi APEC yang mengagendakan pembahasan perkembangan globalisasi, perubahan iklim dan ketersediaan energi, pengembangan pasar modal, transparansi dalam manajemen keuangan publik, dan kerjasama Selatan-Selatan. "Sepuluh tahun pasca krisis finansial di Asia Timur, kawasan ini telah menjelma menjadi sumber utama pertumbuhan," katanya. "Saya berharap dapat bertukar pikiran dengan rekan-rekan APEC terkait tantangan di masa mendatang, yaitu mencapai tujuan pertumbuhan yang berkesinambungan sambil mengentaskan kemiskinan, serta meningkatkan efisiensi energi dan perlindungan lingkungan di kawasan yang mengalami pertumbuhan permintaan itu." Sementara di Australia, Zoellick akan membahas peran negara tersebut sebagai kontributor utama Bank Dunia, serta reformasi pembangunan komprehensif mereka. Zoellick juga dijadwalkan bertemu dengan pejabat Depkeu dan AusAID untuk mendorong kerjasama yang lebih erat, terutama untuk membantu negara-negara Pasifik menghadapi perubahan kondisi pembangunan mereka. Dan di Kamboja dan Vietnam, Zoellick akan melakukan pembicaraan dengan beberapa pejabat pemerintah, pelaku bisnis dan beberapa organisasi kemasyarakatan. Dia juga akan melakukan perjalanan untuk melihat beberapa proyek pembangunan dan bertemu dengan mereka yang telah memperoleh bantuan Bank Dunia dalam memberikan hak tanah bagi kaum miskin dan meningkatkan standar hidup melalui pembangunan jalan desa, irigasi dan pendidikan dasar serta layanan kesehatan. "Vietnam merupakan sebuah kisah pembangunan hebat yang bisa dicontoh oleh negara berkembang lainnya," kata Zoellick. "Saya ingin berdialog dengan mereka dan belajar bagaimana Pemerintah Vietnam menggunakan bantuan dana dan bantuan teknis yang diberikan IDA." "Kamboja kini muncul sebagai negara yang diperhitungkan dengan catatan pertumbuhan dua digit dalam tiga tahun terakhir. Namun membangun lembaga dan memperbaiki lingkungan pemerintahan akan tetap menjadi tantangan utama mereka." Zoellick dijadwalkan memulai kunjungan ke Australia pada 30 Juli dan kembali ke Washington pada 9 Agustus. (*)

Copyright © ANTARA 2007