Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia, John Howard, sepakat meningkatkan hubungan di bidang perekonomian, terutama sektor perdagangan dan investasi, antara lain dengan melakukan studi kelayakan mengenai perjanjian perdagangan bebas (free trade area) antara kedua negara. "Kami mendorong dan menyambut baik inisiatif Menteri Perdagangan kedua negara untuk melakukan 'joint study' guna membangun bilateral 'free trade area' (FTA) antar kedua negara," kata Presiden Yudhoyono dalam jumpa pers bersama Perdana Menteri Howard, di Nusa Dua, Bali, Jumat. Studi kelayakan itu, akan dimulai pada Agustus 2007 dan diharapkan selesai pada pertengahan 2008. Dari keterangan pers, hasil pertemuan bilateral yang dilakukan kedua pemimpin pemerintahan pada Jumat pagi menyebutkan bahwa studi kelayakan tersebut akan mengevaluasi prospek bagi pengembangan kemajuan yang telah dicapai dalam negosiasi FTA Australia-ASEAN-Selandia Baru. Studi ini juga akan meneliti keuntungan dan kerugian FTA sesuai ketentuan WTO bagi Australia dan Indonesia, dengan mempertimbangkan perdagangan yang lebih luas, kebijakan luar negeri dan implikasi strategis, serta nilai suatu perjanjian dalam menyelesaikan masalah perdagangan bilateral. Dari hasil studi kelayakan akan dikembangkan berbagai rekomendasi tindakan yang dapat memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan potensi kerugian dari suatu FTA. Studi kelayakan mengenai FTA bilateral tersebut diyakini akan memainkan peran yang berguna dalam meningkatkan hubungan dagang dan memperkuat kemitraan politik Indonesia-Australia yang lebih luas. PM Howard juga menyambut baik kesepakatan untuk studi kelayakan FTA ini yang menurut dia akan semakin mendekatkan hubungan kerja sama di bidang ekonomi kedua negara. Australia dan Indonessia memiliki hubungan perdagangan dan investasi yang cukup besar, yaitu di sektor perdagangan mencapai nilai 10,4 miliar dolar AS pada 2006. Sementara ekspor barang Australia ke Indonesia tumbuh sebesar 22,6 persen, dengan nilai 44,4 miliar dolar Australia. Ekspor produk utama Australia adalah gandum, minyak mentah, aluminium, ternak dan kapas. Sementara ekspor barang Indonesia ke Australia, berkembang hingga 24,2 persen dengan nilai 4.5 miliar dolar Australia pada 2006. Ekspor utama produk Indonesia ke Australia adalah minyak mentah, emas selain uang logam emas, kertas dan kardus, serta kayu olahan. PM Howard saat melakukan pertemuan bilateral Jumat pagi didampingi oleh Dubes Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, Penasehat Senior Kantor PM Andrew Shearer dan Sekretaris PM dan Kabinet Hugh Borrowmen. Presiden Yudhoyono didampingi Menko Perekonomian Boediono, Menlu Hassan Wirajuda, Menteri Perdagangan Mari Elka Pengestu, Menteri Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar, Panglima TNI Djoko Suyanto, dan Kapolri Sutanto. (*)

Copyright © ANTARA 2007