Jakarta (ANTARA News) - Film "Naga Bonar" yang dibintangi Deddy Mizwar dan Nurul Arifin pada 1987 akan kembali diputar di bioskop-bioskop Indonesia mulai November mendatang. "Kini film "Naga Bonar" yang selama 20 tahun tersimpan di Cinematek akan dibuat dalam bentuk negatif yang baru dan diperbaiki kualitas suara serta gambarnya," kata pemimpin PT Demi Gisela Sinema, Dedy Mizwar, di Jakarta, Kamis malam. Film yang disutradarai oleh MT Risyaf ini akan diedarkan kembali oleh perusahaan yang didirikan Deddy pada 1997 itu. "Suara film ini masih mono, sedangkan anak-anak muda sekarang mungkin sudah tidak akrab lagi dengan hal ini, karena itu kita "remixing" suara dan musiknya dulu," ujar Deddy yang menyutradarai sekuel film ini dalam "Nagabonar Jadi 2". Meski menjadi perusahaan yang menangani proses perbaikan film ini, namun Deddy mengaku tidak turun langsung mengerjakannya. Bersama tim dari Gisela, proses itu dipercayakan pada MT Risyaf yang menjadi sutradara "Naga Bonar". "Saya cuma pemain kan dalam film itu, jadi semuanya tergantung Pak Risyaf karena dia sutradaranya," ujar Deddy. Bulan November dipilih sebagai waktu yang tepat untuk pemutaran film ini di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Deddy mengungkapkan hal ini karena November bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan 10 November. "Tema film tentang perjuangan dan nasionalisme ini akan `pas` jika diputar pada saat kita memperingati Hari Pahlawan," katanya. Film "Naga Bonar" naskahnya ditulis oleh Asrul Sani dan dibintangi oleh Deddy Mizwar, Nurul Arifin, Wawan Wanisar, dan Roldiah Matulessy. Film berdurasi 95 menit ini bercerita tentang tokoh Naga Bonar (Deddy Mizwar), seorang pencopet yang mendapatkan kesempatan menyebut dirinya seorang Jenderal pasukan kemerdekaan Indonesia. Ketika itu, pasukan pendudukan Jepang mundur pada tahun 1945 dan Belanda berusaha kembali menguasai daerah yang ditinggalkan tersebut. Pada awalnya Naga Bonar melakukan ini hanya sekedar untuk mendapatkan kemewahan hidup sebagai seorang Jenderal, akan tetapi pada akhirnya dia menjadi tentara yang sesungguhnya dan memimpin kemenangan Indonesia dalam peperangan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007