Pamekasan (ANTARA News) - Jalur mudik di Jalan Raya Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, Sabtu sore, membuat macet dengan panjang antrean kendaraan lebih dari satu kilometer akibat ada tradisi "per-peran" yang digelar masyarakat setempat.

Kemacetan arus lalu lintas di perbatasan antara Kabupaten Pamekasan dengan Kabupaten Sampang, yakni di Desa Kramat, Kecamatan Tlanakan dan Desa Tanjung, Kecamatan Camplong, karena kegiatan itu digelar masyarakat di jalan umum.

"Kami sudah menerjunkan personel disana dan meminta polsek setempat mengatur kegiatan yang digelar masyarakat," ujar Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Pamekasan Kompol Sarpan, Sabtu sore.

"Per-peran" adalah tradisi masyarakat Pamekasan di pesisir Desa Kramat dan Desa Tanjung, yaitu tradisi naik andong dan becak keliling desa sehari setelah Lebaran dan pada Lebaran Ketupat atau tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Akibat kegiatan ini, kendaraan yang melintas di jalur mudik wilayah selatan Pamekasan tersebut hanya bisa bergerak merambat, karena arus lalu lintas penuh.

Menurut warga setempat Sunaji, dulu tradisi "Per-peran" digelar masyarakat dengan cara keliling desa dengan naik andong.

Namun, karena perkampungan warga kian padam akibat banyaknya rumah penduduk, maka "per-peran" lalu digelar di jalan raya.

"Dulu keliling desa, bulan di jalan raya seperti. Tapi karena rumah penduduk makin padat, maka berubah digelar di jalan raya seperti ini," ujar Sunardi.

Menurut Kabag Ops Polres Pamekasan Kompol Sarpan, jumlah personel yang diterjunkan guna mengamankan kegiatan itu sebanyak 180 personel.

"Pengamanan tradisi "per-peran" tidak hanya oleh Polres Pamekasan saja, akan tetapi juga Polres Sampang," katanya.

Sarpan menuturkan, pengamanan oleh Polres Pamekasan di Desa Kramat, Kecamatan Tlanalan, sedangkan Polres Sampang di Desa Tanjung, Kecamatan Camplong, Sampang.

Tradisi "per-peran" oleh warga di dua desa itu telah berlangsung secara turun temurun sejak dulu, sebagai bentuk rasa gembira setelah pelaksanaan ibadah puasa.

Pada kegiatan kali ini, tradisi "per-peran" oleh masyarakat pesisir Pantai Tlanakan ini tidak hanya dengan naik andong dan becak saja, akan tetapi juga dengan berjoget ria di pinggir jalan.

"House musik" terdengar memekakkan teliga dengan iringan joget oleh anak-anak dan remaja berambut punk di desa itu.

Baca juga: Warga Pamekasan shalat dan tabuh "kentongan" saat gerhana bulan
Baca juga: Naskah Kitab "Bahrul Lahut" Ditemukan di Pamekasan
 

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018