Sleman (ANTARA News) - Kampung Wisata Kuliner "Ayam Goreng Kalasan" Dusun Bendan, Desa Tirtomartani Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Lebaran 2018 hampir seluruh pengrajin yang ada banjir pesanan.

"Hampir dapat dipastikan setiap Lebaran Kampung Kuliner Ayam Goreng Kalasan ini banjir pesanan, baik itu untuk oleh-oleh pemudik maupun pemesanan partai besar untuk acara lebaran," kata Kepala Dukuh Bendan Sigit Haryadi, Selasa.

Menurut dia, di Padukuhan Bendan terdapat 54 orang penjual ayam goreng (termasuk ayam goreng Mbok Berek, Suharti dan Ayam Goreng Candisari).

"Pada hari biasa dalam sehari seorang produsen ayam goreng bisa menggoreng hingga 25 ekor ayam, namun pada saat Lebaran bisa memotong ayam lebih dari 100 ekor," katanya.

Ia mengatakan, pada lebaran tahun lalu saja, rumah pemotongan ayam (RPA) di Bendan bisa memotong hingga 3.000 ekor ayam perhari.

"RPA di Bendan ini merupakan salah satu RPA yang pernah mendapat bantuan dari pemerintah Jepang senilai Rp55 juta yang kemudian dibelikan mesin/peralatan RPA," katanya.

Sigit mengatakan, para konsumen Ayam Goreng Kalasan ini selain dari sekitar Sleman dan Yogyakarta juga banyak dari luar kota seperti Solo, Klaten, Semarang, Magelang dan beberapa kota lainnya.

"Pada saat lebaran seperti ini banyak pemudik dari Jakarta, Bandung dan kota-kota besar di luar pulau Jawa yang banyak memesan untuk oleh-oleh," katanya.

Salah satu pengrajin ayam goreng Tanti Aidawati mengatakan pada lebaran ini rata-rata setiap hari mendapat pesanan hingga 100 ekor ayam.

"Kalau hari biasa ya rata-rata 35 hingga 50 ekor ayam utuh, belum ayam goreng yang potongan untuk nasi kotak," katanya.

Hal sama dikatakan perajin lainnya Ny Endang dan Wiyono yang mengakui pemesanan Ayam Goreng Kalasan pada lebaran cukup tinggi.

"Ya antara 100 hingga 200 ekor ayam dalam sehari," katanya.

Ayam Goreng Kalasan sejak 1952, dengan trademark "Ayam Goreng Mbok Berek" sangat dikenal masyarakat.

Bahkan presiden pertama RI, Soekarno pernah mencicipi ayam goreng Kalasan ini. Sejak saat itu masyarakat Kalasan mengikuti jejak Mbok Berek untuk memproduksi ayam goreng ini.

"Mbok Berek adalah nama panggilan dari Ibu Ronodikromo, seseorang yang mengenalkan ayam goreng dengan rasa khas yang berbeda dengan masakan ayam goreng yang sudah dikenal masyarakat pada saat itu," kata Kepala Dukuh Bendan Sigit Haryadi.

Menurut dia, saat itu untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Mbok Berek mendirikan rumah makan kecil, di Padukuhan Candisari Bendan Desa Tirtomartani Kecamatan Kalasan, tepatnya di pinggir jalan Yogyakarta-Solo.

Dari hari kehari, Rumah Makan Mbok Berek kian ramai. Terlebih dengan kunjungan Presiden RI Pertama Ir. Soekarno yang pernah mampir di Rumah Makan Mbok Berek pada 1950an.

"Dengan semakin banyaknya pembeli ayam goreng, maka Mbok Berek memperkerjakan masyarakat Candisari, Bendan untuk membantu mengolah serta mensajikan ayam goreng kepada konsumen," katanya.

Ia mengatakan, pada tahun 1960-an, Rumah Makan Mbok Berek mengalami kebangkrutan, yang mengakibatkan banyak masyarakat Candisari tidak lagi bekerja di Rumah Makan Mbok Berek.

"Akhirnya, masyarakat yang bekerja di Rumah Makan Mbok Berek tersebut, kemudian memproduksi sendiri ayam goreng yang cita rasanya tidak jauh dari ayam goreng bikinan Mbok Berek. Bahkan ayam goreng produksi Candisari semakin dikenal luas oleh masyarakat sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah, dengan sebutan khas Ayam Goreng Kalasan," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018