Baghdad (ANTARA News) - Irak memberlakukan larangan keluar malam bagi kendaraan di Baghdad dan meningkatkan keamanan saat negara tersebut mempersiapkan diri untuk melakukan perayaan dan mewaspadai serangan bom sehubungan dengan pertandingan final sepak bola Piala Asia. Kemenangan Irak atas juara Asia tiga kali, Arab Saudi, akan menjadi saat yang menggembirakan bagi negara yang sedang dilanda konflik tersebut, tetapi juga akan menjadi sasaran para ekstremis untuk berusaha menimbulkan kekacauan. Setelah kemenangan di semifinal pekan lalu atas Korea Selatan, rakyat Irak turun ke jalan-jalan raya dengan bernyanyi dan mengibarkan bendera, dan melepaskan tembakan secara membabi-buta ke udara, tetapi perayaan kemenangan tersebut diguncang oleh dua serangan bom yang menewaskan 50 orang. "Pemimpin operasi pengamanan telah memutuskan untuk memberlakukan larangan keluar malam bagi kendaraan, sepeda motor, dan gerobak, " kata Brigadir Jenderal Qassim Atta, jurubicara operasa keamanan di Baghdad. Pemberlakukan jam malam tersebut "dalam upaya untuk mencegah kaum teroris dan takfiris (ekstrimis Islam) menjadikan kebahagiaan warga kami yang sedang berbahagia sebagai sasaran mereka, pada saat mereka merayakan kemenangan kami," tambahnya. Seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Irak menyarankan agar rakyat Irak menahan diri melepaskan tembakan saat merayakan kemenangan dan tetap tinggal di daerah mereka sendiri di kota tersebut. "Masyarakat hendaknya merayakan kemenangan di daerah mereka sendiri, sementara pasukan keamanan meningkatkan pengamanan di sekitar pintu masuk dan keluar berbagai daerah, " kata Direktur Operasi, Brigadir Jenderal Abdelkarim Khalaf kepada wartawan. Pemerintah pekan lalu mengeluarkan pengumuman serupa tetapi diabaikan, dengan polisi dan tentara ikut bergabung dengan orang-orang yang bersukaria itu dengan menari di jalan-jalan raya, serta melepaskan tembakan senapan dan pistol ke udara. Pihak berwenang di kota Kirkuk, tempat terjadi ketegangan antara masyarakat Kurdi dan Arab, memberlakukan larangan keluar malam selama tiga jam bagi kendaraan sejak dimulainya pertandingan final Piala Asia antara Irak melawan Arab Saudi di Jakarta pukul 19.35 WIB dan melarang melakukan perayaan dengan melepaskan tembakan. Irak secara tradisional merayakan kemenangan dalam pertandingan olahraga dengan melepaskan tembakan ke udara, suatu tindakan yang dapat menimbulkan bahaya maut bagi masyarakat dalam beberapa tahun belakangan ini, karena masyarakat diizinkan memilik senjata di negara yang sedang dilanda perang tersebut. Pada hari-hari menjelang pertandingan final itu, Irak berharap tim mereka yang terdiri atas para pemain dari suku Sunni, Syiah, dan Kurdi itu dapat meraih kemenangan dan bila harapan itu terwujud, paling tidak untuk sementara, akan mempersatukan negara mereka yang terpecah-belah itu dalam sorak-sorai kemgembiaraan. "Kami tidak takut menghadapi kematian dan akan mengibarkan bendera Irak tinggi-tinggi untuk memberitahu para pembunuh itu dan politisi bahwa kami bersatu," kata Abdul-Hussein Khazal Obeid seperti dikutip AFP. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007