Cianjur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan para gubernur, bupati dan walikota agar aktif meningkatkan produksi beras dan jika ada pejabat yang tidak mampu melakukan hal itu, maka mereka akan mendapat peringatan. "Nanti yang tidak serius akan kita beri "kartu merah " (peringatan keras, red). Bukan hanya "kartu kuning" (peringatan biasa, red)," kata Presiden dengan tegas di Cianjur, Jabar, Senin. Yudhoyono mengemukakan hal itu pada acara panen padi yang menggunakan sistem "System of Rice Intensification (SRI) organik yang ramah lingkungan dan memiliki produktifitas yang tinggi. Selain memerintahkan para pejabat daerah untuk aktif meningkatkan produksi beras, Kepala Negara juga mengajak para petani melakukan hal yang sama. "Saya mendukung penuh dan saya minta marilah kita kembangkan padi SRI seluas-luasnya," kata Presiden pada panen padi SRI Organik di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebelum memberikan sambutan, Presiden Yudhoyono secara simbolis melakukan pemotongan padi sebagai tanda dimulainya panen padi SRI Organik di atas lahan seluas 7,5 hektare di lokasi persawahan tersebut. Menurut Presiden, padi SRI organik merupakan contoh nyata dari pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan sehingga perlu diterapkan seluas-luasnya. Padi SRI, katanya, terbukti merupakan cara bercocok tanam yang hemat air, namun berproduktifitas tinggi. Selain itu, keunggulan padi SRI organik juga tidak memerlukan pupuk nonorganik, sehingga bisa ikut membantu pemerintah mengurangi penggunaan gas yang menjadi bahan utama pembuatan pupuk non organik. "Metode penanaman padi SRI organik juga dapat menjadi solusi mengatasi problem sampah, karena bahan organik dari sampah bisa digunakan sebagai pupuk kompos yang bermanfaat bagi budidaya padi SRI organik," katanya. "Dengan padi SRI Organik, produktifitas akan naik tanpa merusak lingkungan, itu kuncinya. Sehingga kita ikut bertanggung jawab pada anak cucu kita," katanya. Peringatkan pemda Presiden menambahkan produksi pangan nasional harus dinaikkan dan untuk tahun 2007 pemerintah menargetkan peningkatan produksi beras sebesar dua juta ton. "Gubernur, bupati, walikota harus berjuang habis-habisan. nanti yang tidak serius akan kita kasih `kartu merah`, bukan hanya `kartu kuning`. Kalau tidak peduli, tidak mau kerja ya `kartu merah`. Setuju?," tanya Presiden yang disambut hadirin dengan teriakan "setuju". Menurut Presiden, jika persediaan pangan nasional berkurang, maka harga akan bergejolak sehingga menyebabkan masyarakat menderita. Nampak hadir dalam acara tersebut Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menkop dan UKM Suryadharma Ali, Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, Ketua Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS), Solihin GP, dan pimpinan Medco Foundation, Arifin Panigoro. Sejumlah gubernur juga nampak hadir, seperti Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang. Dalam kesempatan itu, Presiden menyerahkan bantuan secara simbolis berupa alat pengolah pupuk organik (APPO) senilai Rp12,25 miliar untuk 300 kabupaten di 32 Provinsi. Medco Foundation menggandeng DPKLTS dan Yayasan Aliksa Organik SRI mengembangkan lahan percontohan padi SRI organik ramah lingkungan di Desa Bobojong, Cianjur, tersebut pada lahan seluas 7,5 hektare. Rencananya pada musim tanam berikutnya Medco akan mengembangkan hingga 10.000 hektare padi SRI organik. Panen di atas lahan seluas 7,5 hektare itu merupakan titik awal dari dukungan Medco Fondation dalam pengembangan padi SRI organik sebagai alternatif untuk mewujudkan swasembada pangan nasional dan perbaikan kesejahteraan petani. System of Rice Intensification (SRI) adalah metode budidaya tanaman padi yang dilakukan secara intensif, efisien, dan ramah lingkungan. Budidaya padi jenis ini dilakukan dengan proses manajemen sistem perakaran yang berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman, dan air. Ketua DPKLTS, Solihin GP, mengatakan semua bahan yang digunakan dalam budidaya ini berasal dari alam, sehingga ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan manusia. "Pertanian padi metode SRI organik mampu memberikan produktifitas padi yang lebih tinggi dibandingkan metode pertanian konvensional," katanya. 8-12 ton Gabah Kering Panen (GKP) yang dihasilkan pertanian SRI organik mampu mencapai 8-12 ton per hektare per musim tanam, sedangkan pertanian konvensional hanya 4-6 ton per hektare per musim tanam. Saat ini, kata Solihin GP yang merupakan mantan Gubernur Jawa Barat, luas areal sawah di Jawa Barat yang sudah ditanami padi SRI organik baru mencapai 2.400 hektare. "Jumlah itu masih sedikit dibandingkan dengan total areal sawah di Jawa Barat yang mencapai total 750.000 hektare," kata Solihin. Dalam sambutannya, Mentan Anton Apriyantono menyambut baik pengembangan padi SRI organik yang diharapkan bisa ikut meningkatkan produksi beras secara nasional. Sedangkan Gubernur Jabar, Danny Setiawan, mengemukakan sektor pertanian, terutama padi, masih jadi andalan Jawa Barat yang merupakan salah satu lumbung padi nasional dengan sumbangan sebesar 17 persen per tahun. Untuk tahun 2007, katanya, Jawa Barat ditargetkan mampu menyumbang 10,05 juta ton beras guna memenuhi target peningkatan produksi beras secara nasional sebesar dua juta ton pada 2007. Dengan pengembangan bibit-bibit unggul padi, termasuk padi SRI organik, katanya, diharapkan target tersebut dapat dicapai. (*)

Copyright © ANTARA 2007