Jakarta (ANTARA News) - PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry akhirnya menghentikan operasi tujuh kapalnya di beberapa lintasan di Jawa, Sumatera dan Kawasan Indonesia Timur (KTI) secara bertahap sejak akhir tahun lalu hingga awal 2007 karena sudah tidak ekonomis lagi. "Tujuh kapal itu sudah kami usulkan untuk di-`scrap` (dikeluarkan dari aset ASDP, red) sejak 20 Desember 2006 kepada Menneg BUMN, tetapi sampai sekarang belum jelas nasibnya," kata Kepala Humas PT ASDP Indonesia Ferry, Winanda menjawab pers di Jakarta, Senin. Tujuh kapal itu antara lain Kapal Patin dan Jelawat yang melayani lintasan Muaro Tebo di Batam, Kepulauan Riau dan kapal cepat Sundari I dan II yang melayani lintasan Merak-Bakauheni. Selain itu, kapal Betok I dan II yang selama ini melayani rute Sunda Kelapa-Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu. "Satu lagi kapal Sepat yang selama ini beroperasi di Kawasan Indonesia Timur (KTI) juga masuk dalam usulan `scrap`," ujarnya. Ditegaskannya, usulan scrap ditempuh setelah kapal-kapal itu tak bisa lagi dioperasikan karena beberapa alasan misalnya rusak yang terlalu parah sehingga bila diperbaiki biayanya lebih mahal atau kendati dioperasikan, kalah bersaing dengan kapal swasta seperti Kapal Sundari I dan II. "Dia (Sunda I dan II, red) sudah lamban, biaya operasional juga tinggi, meski tahun pembuatannya 1996," katanya. Tujuh kapal tersebut saat ini berada di kolam pelabuhan misalnya kapal Betok I dan II posisinya di kolam pelabuhan Merak, dermaga 4. Namun pihak ASDP tidak mengeluarkan biaya pemeliharaan untuk kapal-kapal tersebut. Winanda juga menuturkan kapal-kapal ASDP yang masuk dalam usulan scrap nantinya bisa jadi dijual atau dihibahkan ke pihak tertentu seperti anak perusahaan yang dikelola oleh Dana Pensiun PT ASDP Indonesia Ferry. "Kalau pun dijual, hasilnya masuk ke kas negara. Kemudian, peruntukannya bisa jadi dikembalikan ke BUMN sebagai penyertaan modal pemerintah," katanya. Winanda menolak menyebutkan perkiraan harga jual dari kapal-kapal itu. "Itu masuk dalam usulan `scrap`," katanya mengelak. PT ASDP Indonesia Ferry hingga saat ini melayani 113 lintasan di seluruh Indonesia dengan rincian 29 lintasan komersial, 4 lintasan penugasan non subsidi dan 80 lintasan penugasan subsidi. "Jadi, 70 persen lintasan kami adalah perintis yang disubsidi pemerintah," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007