Negara, Bali (ANTARA News) - Angin kencang disertai gelombang tinggi yang terjadi di penyeberangan Selat Bali, meningkat beberapa hari terakhir yang diprediksi akan berlangsung hingga Agustus 2018.

"Saat ini angin timur mulai bertiup sebagai awal musim kemarau. Hal itu menyebabkan angin kencang dan gelombang tinggi di laut termasuk Selat Bali," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana Rahmat Prasetya, di Negara, Kabupaten Jembrana, Kamis.

Ia mengatakan, saat ini kecepatan angin bisa mencapai 15 sampai 25 knot dengan tinggi gelombang dua meter, yang masih aman untuk pelayaran di Selat Bali yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana dengan Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.

Namun ia mengingatkan, nahkoda untuk terus waspada, karena kondisi cuaca tersebut membuat kapal akan bergoyang cukup keras, apalagi saat memasuki pertengahan selat.

Pihaknya memprediksi, tiupan angin kencang dan gelombang tinggi akan semakin besar pada bulan Juli sampai Agustus, yang pada saat-saat tertentu bisa membahayakan pelayaran.

"Kami akan terus informasikan prakiraan cuaca di Selat Bali kepada institusi terkait. Soal pelabuhan akan tetap buka atau ditutup sementara, itu kewenangan otoritas pelabuhan bukan kami," katanya.

Angin keras disertai gelombang tinggi di Selat Bali diakui Hendri, salah seorang penumpang kapal yang merasa khawatir saat berada di tengah selat.

Ia mengatakan, akibat kerasnya hempasan gelombang, kapal ferry yang ia tumpangi bergoyang cukup keras hingga beberapa penumpang mabuk laut.

"Saya sendiri merasa pusing sekali. Saat sudah turun dari kapal masih terasa oleng karena tadi goyangan keras di kapal," katanya.

Sejumlah penumpang lain juga mengatakan, kapal bergoyang keras saat memasuki tengah Selat, sehingga mereka cemas dengan beberapa diantaranya muntah-muntah mabuk laut.

Biasanya saat cuaca buruk dan membahayakan pelayaran kapal, otoritas pelabuhan melakukan penutupan sementara sampai cuaca dianggap aman bagi kapal.

(KR-GBI/M019)

Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018