Mataram, NTB (ANTARA News) - Populasi anjing liar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mulai dikeluhkan banyak wisatawan, karena dinilai mengganggu keindahan, kesehatan, dan kebersihan tujuan wisata yang tengah digadang-gadang jadi andalan nasional itu.

General Affair The Mandalika, I Gusti Lanang Bratasuta, di Mataram, Jumat, mengatakan, mereka mendapat banyak pengaduan tidak sedap dari wisatawan karena banyak anjing berkeliaran di sana. Pada sisi lain juga, anjing yang dilepas-liarkan berpotensi menjadi inang bagi virus rabies yang mematikan. 

"Masalah anjing liar ini sudah banyak yang komplain. Tapi kami sudah berusaha, banyak anjing yang kami tangkap dan dibuang di tempat lain tapi tetap saja banyak. Makanya ini perlu ada penanganan khusus," katanya.

Menurut Bratasuta, manajemen PT Indonesia Tourism Development Corporation (PT ITDC) selaku pengelola KEK Mandalika telah berupaya melakukan sejumlah cara untuk mengurangi populasi anjing liar di tempat itu.

Salah satunya bertemu dan berdiskusi dengan komunitas pecinta satwa untuk mencari solusi mengurangi anjing liar tanpa melukai, membunuh ataupun melakukan pemusnahan anjing itu.

"Kami rencanakan bangun kandang, kami rawat. Setelah gemuk dan sehat kita pindahkan ke suatu tempat. Kalaupun ada yang mau adopsi, kami persilakan," ujarnya.

Lebih lanjut, dalam mengatasi persoalan anjing liar tersebut, ITDC juga telah berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah dan Provinsi NTB untuk juga mencarikan solusi dan masukan mengatasi populasi anjing liar tersebut.

Mereka juga mengimbau masyarakat yang memiliki hewan peliharaan, di antaranya anjing, tidak melepas-liarkan mereka melainkan dikandangkan, sehingga lebih aman.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018