Kuala Pembuang (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah menyebutkan enam pusat kesehatan masyarakat di daerah tersebut hingga saat ini belum pernah ada tenaga dokter.

"Dari 12 Puskesmas yang tersebar di 10 kecamatan, enam di antaranya masih belum memiliki tenaga dokter," kata Kepala Dinkes Seruyan, Mahdiniansyah di Kuala Pembuang, Selasa.

Keenam Puskesmas yang belum ada dokter Puskesmas Tumbang Langkai Kecamatan Suling Tambun, Puskesmas Tumbang Manjul Kecamatan Seruyan Hulu, Puskesmas Rantau Pulut II Kecamatan Seruyan Tengah, dan Puskesmas Asam Baru Kecamatan Danau Seluluk.

Kemudian dua Puskesmas di Kecamatan Danau Sembuluh, yakni Puskesmas Danau Sembuluh dan Puskesmas Telaga Pulang.

Menurut Mahdiniansyah, kekurangan tenaga medis khususnya dokter untuk ditempatkan pada sejumlah Puskesmas yang berada di daerah pelosok sebenarnya sudah lama terjadi, bahkan sejak Seruyan dimekarkan 15 tahun lalu dari sebelumnya menjadi bagian Kabupaten Kotawaringin Timur.

Sulitnya memenuhi tenaga dokter di kabupaten berjuluk "Bumi Gawi Hatantiring" karena standar penggajian oleh pemerintah daerah yang dianggap masih kecil, serta minimnya tambahan penghasilan dokter jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Kalteng.

Gaji tenaga kesehatan di Seruyan juga masih jauh di bawah dibandingkan dengan program Nusantara Sehat dari Kementerian Kesehatan dengan gaji dokter Rp12 juta, sarjana kesehatan atau perawat Rp9 juta, diploma tiga keperawatan Rp7 juta per bulan.

"Sedangkan di Kabupaten Seruyan untuk tenaga kontrak sarjana hanya mendapatkan Rp2,7 juta/ bulan," katanya.

Karena masalah minimnya penghasilan, formasi dokter pada penerimaan CPNS di Seruyan yang telah lalu menjadi kurang diminati. Bahkan pada penerimaan pegawai kontrak yang dilaksanakan tahun lalu, khusus formasi dokter juga tidak ada pelamar.

"Jadi ke depan perlu ada kebijakan-kebijakan khusus agar tenaga kesehatan atau dokter menjadi tertarik untuk mengabdi ke Seruyan," katanya.

Pewarta: Fahrian Adriannoor
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018