Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Indonesia mengalami inflasi 0,72 persen pada Juli 2007, sehingga inflasi tahun kalender (Januari-Juli 2007) tercatat 2,81 persen, dan inflasi "year on year" (Juli 2007 terhadap Juli 2006) tercatat 6,06 persen. Namun demikian, Kepala BPS, Rusman Heriawan, di Gedung BPS Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa target inflasi pemerintah 6 persen pada akhir tahun 2007 masih akan bisa dicapai, mengingat inflasi year on year yang masih 6,06 persen. "Jadi, yang kita lihat sekarang year on year itu kan masih 6,06 persen. Kalau pola-pola yang terjadi akan seperti tahun lalu, dimana ada tekanan inflasi pada September dan Oktober, tentu angka 6 persen bisa kita pegang," kata Rusman. Menurut dia, angka inflasi yang cukup tinggi itu merupakan pola tahunan yang juga terjadi pada tahun sebelumnya, akibat datangnya musim tahun ajaran baru, disamping terjadinya kenaikan harga yang cukup signifikan pada kelompok bahan makanan. Sumbangan kelompok bahan makanan pada inflasi Juli mencapai 1,35 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 2,89 persen. "Yang jadi siklus tahunan itu biaya pendidikan karena bulan Juli ini tahun ajaran baru dimulai. Pada tahun 2006 inflasi Juli 0,46 persen dan inflasi Juli 20050,78 persen," katanya Untuk kelompok bahan makanan, dia menjelaskan, harga daging ayam ras 8,86 persen akibat terbatasnya ketersediaan barang sehingga menyumbang 0,13 persen pada inflasi, telur ayam naik 6,32 persen dan menyumbang 0,04, serta ikan segar naik 1,4 persen hingga menyumbang 0,06 persen pada inflasi. Dan untuk kelompok pendidikan, katanya, kenaikan biaya sekolah pada tingkat SD, SMP, dan SMA yang masing-masing mencapai 10 persen, 8,4 persen, dan 4,5 persen menyumbang 0,07 persen, 0,05 persen dan 0,04 persen pada inflasi. "Yang saya maksudkan di sini lebih terjadi pada sekolah swasta karena sekolah negeri khususnya di DKI Jakarta sudah menggratiskan biaya pendidikan untuk tingkat SD dan SMP," katanya. Dia juga mengungkapkan, pada bulan Agustus ini sumbangan pendidikan terhadap inflasi juga diperkirakan masih tinggi karena tahun ajaran baru untuk perguruan tinggi juga baru dimulai. Selain dua kelompok tersebut, kata Rusman, inflasi juga disebabkan oleh kenaikan harga minyak goreng 1,7 persen pada Juli hingga menyumbang 0,02 persen pada inflasi dan kenaikan biaya keamanan 8,5 persen hingga menyumbang 0,03 persen. "Kalau keamanan, terutama di real estate itu kan ada pembayaran upah penjaga malam dan iuran RT untuk keamanan, itu semua ada kenaikan, disamping jumlah penjaga keamanan yang bertambah sehingga kebutuhan biaya keamanan smakin tinggi," katanya. Kenaikan tertinggi, katanya, terjadi di DKI Jakarta sebesar 20 persen, yang diperkirakan terpengaruh oleh gelaran Pilkada pada pekan depan. Namun demikian, Rusman menjelaskan, ada beberapa komoditi yang menyumbang inflasi, di antaranya komoditi beras yang turun tipis 0,1 persen. BPS mencatat inflasi inti pada Juli mencapai 0,71 persen, sehingga inflasi inti tahun kalender 2,83 persen dan inflasi inti year on year mencapai 5,75 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007