Jakarta (ANTARA News) - Pasangan ganda putri Jepang yang hari Minggu ini memainkan laga final turnamen bulu tangkis Indonesia Terbuka 2018, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, mengaku sudah terbiasa dengan situasi di Istora Senayan Jakarta.

"Melalui event ini kami sudah lumayan terbiasa dengan Istora yang sudah diketahui memiliki faktor angin yang sukar ditebak," kata Hirota di Istora Senayan, Jakarta, Minggu.

Kendati disebutkannya sudah terbiasa dengan situasi di Istora, duet yang saat ini menduduki peringkat tiga dunia ini mengaku belum bisa memastikan apakah nanti saat Asian Games 2018 yang dihelat di tempat yang sama, tetap butuh adaptasi atau tidak.

"Walau kami sudah terbiasa di sini, tapi kami juga tidak tahu bagaimana di Asian Games nanti, karena setiap hari angin berubah-ubah," ujar Hirota.

Dalam final Indonesia Terbuka 2018 sendiri, yang merupakan unggulan dua, Fukushima/Hirota yang merupakan unggulan dua, mampu menyudahi perlawanan sengit Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara dalam pertarungan tiga gim selama 56 menit yang berkesudahan 21-14, 16-21, 21-14.

Dengan raihan positif dari Jakarta ini, Fukushima/Hirota mengaku semakin percaya diri mengarungi musim 2018 ini di mana yang terdekat mereka akan berlaga di Kejuaraan Dunia 2018 di Nanjing, China, akhir Juli ini.

"Kami benar-benar percaya diri, tahun lalu kami mendapatka perak dan tahun ini kami menargetkan emas. Namun kami tidak 100 persen percaya diri karena lawan yang dihadapi juga tidak main-main," ujar Fukushima.

Kendati demikian, mereka tetap ingin menargetkan prestasi setingi-tingginya hingga menjuarai Olimpiade, layaknya Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi yang menjuarai Olimpiade 2016.

"Dengan raihan luar biasa Matsutomo/Takahashi meraih emas di Olimpiade di situ kami pemain ganda putri Jepang ingin mengikuti mereka, termasuk kami. Memang ini impian yang tinggi dan tak mudah, namun dengan menjuarai Indonesia Open ini kami lebih semangat lagi," ujar Hirota menambahkan.

Baca juga: Fukushima/Hirota mengangi "perang saudara" di Indonesia Terbuka

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018