Jakarta (ANTARA News) - Setelah berusia dua tahun, Komisi Yudisial (KY) mengaku masih memiliki kelemahan, terutama dalam budaya berorganisasinya. Ketua KY, Busyro Muqoddas, pada acara ulang tahun kedua KY di Gedung KY, Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa tujuh komisioner KY sebenarnya telah memiliki nilai-nilai yang dipahami bersama. Namun, lanjut dia, nilai-nilai itu masih harus dirumuskan sehingga dapat menjadi konsep yang dapat dilaksanakan oleh KY. "Untuk pembenahan mendalam, kita masih melihat kelemahan, terutama pada aspek budaya organisasi," ujarnya. Sebagai lembaga baru, Busyro mengatakan, hal yang wajar apabila KY yang baru berusia dua tahun masih memiliki organisasi yang lemah. Untuk itu, lanjut dia, KY akan memikirkan beberapa langkah untuk menguatkan organisasi. "Justru karena baru berusia dua tahun ini, sebagai lembaga baru, kami memulai langkah dengan membangun organisasi," ujarnya. Ia menambahkan, jika KY tidak memperbaiki kondisi internalnya, maka bisa jadi dalam perjalanannya KY mengalami langkah-langkah yang tidak proporsional. Konflik internal di tubuh KY sempat mencuat ketika salah satu anggota KY, Irawady Joenoes, mempertanyakan hasil seleksi calon hakim agung. Memo internal berisi protes yang disampaikan oleh Irawady kepada Busyro itu beredar sampai ke Mahkamah Agung (MA) dan ke tangan Komisi III DPR. Memo internal itu bahkan menjadi bahan pembicaraan rapat dengar pendapat antara KY dan Komisi III DPR. Beberapa anggota Komisi III sempat menyayangkan konflik internal di tubuh KY yang terekspose luas kepada publik. KY yang dibentuk sejak 2005 tidak pernah lepas dari konflik dan sorotan publik. Tak lama setelah anggotanya dilantik, KY langsung mendapat sorotan publik dan harapan dari masyarakat terkait kasus Pilkada Depok. Selama dua tahun perjalanannya, KY juga tidak pernah lepas dari konflik dengan Mahkamah Agung (MA). Konflik antara MA dan KY soal pengawasan hakim akhirnya berujung pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memangkas kewenangan KY untuk mengawasi perilaku hakim. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007