Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap guru-guru di Indonesia lebih sadar akan teknologi dan menggunakannya dalam sistem pembelajaran terhadap siswa di sekolah, katanya dalam Dialog Publik Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jakarta, Selasa.

"Tugas Pemerintah dan tugas Menteri (Pendidikan dan Kebudayaan) adalah untuk melengkapi dan memberikan peralatan yang dapat mengejar teknologi. Tetapi tugas PGRI adalah melatih anggotanya, melatih guru-guru untuk menyesuaikan atau mengejar ketertinggalan teknologi," kata Wapres Jusuf Kalla di Gedung PGRI Jakarta, Selasa.

Wapres menegaskan perkembangan teknologi diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah dalam produktivitas di bidang industri, sehingga dapat membawa kemajuan suatu negara. Oleh karena itu, peran guru yang melek teknologi sangat diperlukan untuk mempersiapkan generasi bangsa dalam menghadapi perubahan global.

"Teknologi itu datangnya dari pendidikan, tidak ada teknologi yang datangnya tiba-tiba, semuanya melalui tahapan-tahapan pendidikan yang sesuai, yang diperoleh di sekolah atau pun melalui 'research' dari kita semua ini," jelasnya.

Sekolah dan pendidikan menjadi kunci bagi suatu bangsa untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa lain. Negara dengan sumber daya manusia "melek" teknologi dapat membawa kemajuan melalui inovasi bagi negara tersebut.

"Negara yang begitu maju pendidikannya, maka teknologinya pasti maju, pasti memiliki nilai tambah dan inovasinya akan maju. Maka cita-cita kita, sesuai di UUD 1945, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa; dan mencerdaskan itu hanya bisa diperoleh dari sekolah atau pelatihan-pelatihan," jelasnya.

Meskipun saat ini telah memasuki era 4.0, dimana segala sesuatu dikerjakan secara otomasi atau menggunakan robot, Wapres menegaskan peran sumber daya manusia tetap diperlukan untuk meningkatkan produktivitas.

"Semuanya tidak bisa diandalkan ke robot. Bagaimana pun juga manusia tetap lebih pintar dari robot dalam segala hal. Oleh karena itu kita harus mempersiapkan anak-anak kita lewat pendidikan," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018