Beijing (ANTARA News) - Kekhawatiran akan adanya "perang saling larang masuk produk impor" antara Indonesia dan China tampaknya segera dimulai setelah badan pengawas kualitas tertinggi China, Jumat, melarang masuk produk minuman asal Indonesia, setelah diketahui mengandung zat racun dan penyakit yang disebabkan hama. "Para pejabat karantina menemukan produk minuman asal Indonesia tercemar dan mengandung raksa, khrom, serta zat-zat berbahaya lain," demikian dikemukakan Badan Umum Pengawasan Kualitas, Pengujian dan Karantina (GAQSIQ), seperti dilaporkan Xinhua dan China Daily, di Beijing, Sabtu. Pihak tersebut mengemukakan produk minuman tersebut telah dikembalikan ke negara asal (Indonesia) atau dimusnahkan. Dalam enam bulan pertama tahun ini, para pejabat China setidaknya menyita 121 jenis produk makanan Indonesia mulai dari produk minuman, minyak sawit, makanan dalam kaleng seperti biskuit yang mengandung sejumlah zat bahan pengawet dan bahan organisme berbahaya lain. Dicontohkan, mengutip pernyataan pejabat karantina di provinsi Guangdong, pihaknya berhasil mendeteksi adanya bakteri sarmonela di dalam belut laut beku, sementara pejabat berwenang di Kota Ningbo menemukan zat warna yang dilarang digunakan di dalam nenas kalengan asal Indonesia. GAQSIQ mengatakan, pejabat karantina setempat telah mengembalikan atau memusnahkan seluruh produk-produk itu, tanpa menyebutkan secara rinci merek dan jumlah barang itu dan produsennya. GAQSIQ juga telah mendesak pihak berwenang lokal setempat untuk meningkatkan pemeriksaan terhadap makanan impor asal Indonesia dan mendesak importir di China untuk secara tegas minta kepada eksportir Indonesia agar meningkatkan standar keamanan untuk mengurangi resiko perdagangan. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007