Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Mohammad Maftuh Basyuni akan "memburu" aset instansi yang dipimpinnya yang selama ini terbengkalai, nyaris tak terurus, lantaran berbagai hal, katanya di Jakarta, seusai meninjau beberapa aset Departemen Agama di Ciputat, Banten dan Jl. Brawijaya, Jakarta, Sabtu. Usai meletakkan batu pertama pembangunan gedung percetakan Al Quran di Ciawi, Jawa Barat, Maftuh meninjau tanah milik Depag yang berhasil diselesaikan secara hukum di Ciputat. Juga rumah dinas yang sebelumnya ditempati mantan Menteri Agama Tarmizi Taher. Kendati Maftuh merasa puas, ia masih berharap aset Depag lainnya dapat diselesaikan secara hukum. Depag selama 2007 telah berhasil membebaskan lahan sah miliknya, setelah bertahun-tahun disengketakan. Tanah tersebut antara lain di Jalan Percetakan Negara, Jl. Juanda dan dekat kantor BCA Ciputat, termasuk yang ada di kawasan Jalan Kampung Utan, Tangerang, Banten. "Masih banyak aset yang terbengkalai sejak 18 tahun silam," kata Kepala Bagian Rumah Tangga Depag Dedy Rosadi SH. Kepala Biro Umum Depag Sukimin Azmi mengatakan, untuk mempercepat proses pengembalian aset Depag maka pihaknya akan membentuk tim aset. Tim ini dibentuk dengan anggota antarinstansi, termasuk BPN sehingga kemungkinan terjadinya tumpang tindih dalam sertifikasi tanah dapat dihindari. Sebetulnya, menurut Menteri Agama, masih banyak aset milik Depag yang harus diselesaikan secepatnya. Ketika ditanya wartawan, mengapa hal itu baru sekarang dilakukan. Sambil berguyon Basyuni mengatakan, "Karena ketika itu kita masih kaya. Sekarang sudah miskin, dan baru diurus asetnya". Namun, lanjut dia, yang jelas tim tersebut segera bekerja. Terutama menyangkut aset benda tak bergerak seperti rumah dan tanah. Bagi karyawan yang menempati rumah dinas, sudah pensiun dan kemudian ditempati anak cucunya, maka mereka diharapkan dapat kooperatif. "Saya juga tak akan menelantarkan mereka. Ada uang kerohiman. Minimal Rp50 juta," ujar Basyuni. Selama 2007 ini, lanjut dia, sudah diselesaikan delapan aset, dua diantaranya berupa tanah kosong. "Kita harapkan tanah yang dekat gedung BPK (seluas satu hektar lebih) dan di Slipi (satu hektar), segera diselesaikan setelah tim aset bekerja nanti," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007