Washington (ANTARA News) - Satelit Amerika Serikat (AS), Phoenix Mars Lander, berhasil meluncur dari Cape Canaveral, Florida, pada Sabtu pagi dan memulai perjalanan sembilan bulan menuju Mars. Satelit itu bertujuan mencari tahu petunjuk adanya kehidupan pada masa lalu maupun sekarang. Lander yang dibawa oleh roket Delta II meluncur pada 05:26 (09.26 waktu Greenwich) dan api roketnya menerangi langit malam yang gelap. Phoenix semula dijadwalkan untuk meluncur pada Jumat, tetapi misi itu ditunda 24 jam akibat cuaca buruk pada Selasa yang mengganggu pengisian bahan bakar roket dua-tahap itu. Jika segalanya lancar, Phoenix akan menyelesaikan perjalanan 680 juta kilometer ke Mars pada 25 Mei 2008. Sesudah sekitar 90 menit meluncur, Delta II akan memberi dorongan terakhir untuk mengirim satelit itu dari orbit Bumi menuju Mars. Lander bertugas menganalisa contoh tanah dan es di planet itu dengan peralatan ilmiah yang dibawanya. "Kami sudah bekerja selama empat tahun, oleh sebab itu kami adalah semua sangat gembira," kata manajer proyek Phoenix, Barry Goldstein. Badan angkasa AS, NASA, berharap dapat mendaratkan Lander di tanah datar yang sesedikit mungkin memiliki bebatuan, di garis lintang Mars yang setara dengan Alaska utara di Bumi. Lander kemungkinan menghadapi suhu yang bervariasi dari minus 73 derajat Celsius hingga minus 33 derajat Celcius. Wahana itu akan mengunakan peralatan riset yang belum pernah digunakan di planet itu. Lander menggunakan tenaga surya dan dilengkapi tangan robot sepanjang 2,35 meter yang akan masuk ke tanah secara tegak lurus untuk menembus lapisan es yang diyakini ada beberapa inci di bawah permukaan tanah. Pada 2002, wahana Odyssey menyelidiki Mars dan mendapati hidrogen dalam jumlah banyak di atas permukaan Mars yang berarti kemungkinan ada es di kedalaman kurang dari satu meter. Lander tidak berpindah tempat seperti wahana lainnya, Spirit dan Opportunity. Phoenix Mars Lander diprogram untuk mengeluarkan perisai panas saat masuk ke atmosfer Mars dan parasut supersoniknya akan mengurangi kecepatan saat masuk atmosfer hingga sekitar 217 kilometer per jam. Wahana itu berukuran 5,5 x 1, 5 meter dan membawa peralatan ilmiah seberat 55 kilogram.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007