Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA News) - Sesepuh suku Tengger Supoyo berharap atlet-atlet Indonesia di Asian Games 2018 meneladani nilai-nilai yang dipegang masyarakat Tengger yakni "anteng" dan "seger". 

Hal itu disampaikan Supoyo ketika Kirab Obor Asian Games 2018 tiba di wilayah tinggal masyarakat Tengger, yakni di sekitar Gunung Bromo, Sabtu. 

"Tengger itu anteng dan seger. Seger artinya segar, bertanding dengan semangat yang baru dan tinggi. Namun juga harus disertai sikap anteng, yaitu tenang serta menjunjung perdamaian," ujar Supoyo di depan Pura Luhur Poten di kaki Gunung Bromo yang masuk wilayah Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu. 
 
Sesepuh suku Tengger Supoyo berdiri di depan Gunung Batok yang bersebelahan dengan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (21/7), usai mengikuti Kirab Obor Asian Games 2018. Supoyo berharap atlet-atlet Indonesia di Asian Games 2018 meneladani nilai-nilai yang dipegang masyarakat Tengger yakni "anteng" (tenang) dan "seger" (bersemangat).  (ANTARA/Michael Siahaan)


Suku Tengger, lanjut dia, selalu memegang erat nilai-nilai tersebut. 

Oleh karena itulah wilayah Gunung Bromo yang dihuni Suku Tengger terkenal aman tanpa ada konflik yang mencolok. 

"Semoga api Asian Games 2018 itu menjadi semangat kedamaian dan kerukunan untuk semuanya," kata Supoyo. 

Tidak lupa, Supoyo pun menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi masyarakat Tengger kepada pemerintah dan Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) atas terpilihnya daerah mereka menjadi salah satu tempat persinggahan Kirab Obor Asian Games 2018 yang menyasar 54 kabupaten-kota di Indonesia. 

"Saya pribadi dan masyarakat Tengger mengucapkan terima kasih dipilih ya Bromo tempat persinggahan obor Asian Games ini," tutur dia. 

Sementara Camat Sukapura Julius Christian berharap datangnya obor Asian Games 2018 di wilayahnya bisa meningkatkan gejolak pariwisata yang berujung pada membaiknya perekonomian masyarakat Tengger dan sekitarnya.

"Semoga ajang promosi Asian Games 2018 ink berdampak pada meningkatnya kunjungan wisarawan terutama wisatawan mancanegara," tutur Julius. 

Kirab Obor Asian Games 2018 sendiri sampai di Gunung Bromo, Jawa Timur, Sabtu (21/7) pagi. Obor yang sebelumnya berada di Malang, Jawa Timur, awalnya dibawa Unggul Sedyantoro perwakilan yang juga anggota Deputi IV INASGOC. 

Unggul kemudian mengoper obor tersebut kepada artis Irfan Hakim yang sudah menunggu di atas kuda. Setelah berderap beberapa saat, Irfan meneruskan obor ke peraih medali emas lari maraton SEA Games 1991, Maria Lawalata. 

Diiringi pasukan pelindung obor, Maria berlari beberapa meter dan memberikan obor secara estafet kepada peraih medali emas Olimpiade 1992, Spanyol, Susy Susanti. 

Susy yang menjadi pelari terakhir menyulutkan api ke obor berukuran lebih besar di depan pintu Pura Luhur Poten di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Obor bertinggi sekitar 1,5 meter itu sengaja ditinggalkan di tempat sebagai penyemangat bagi masyarakat sekitar Gunung Bromo.

Berikutnya, obor yang sudah dibawa ke Bromo akan diarak ke Kota Probolinggo, Jawa Timur, lalu selanjutnya diteruskan ke daerah-daerah lain sampai terakhir tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, untuk dinyalakan di pembukaan Asian Games 2018, 18 Agustus 2018.
 
Anggota Deputi IV Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Kombes Pol. Unggul Sedyantoro (kedua dari kiri) berdiri di belakang obor permanen Asian Games 2018 setinggi sekitar 1,5 meter yang ditempatkan di depan Pura Luhur Poten di sekitar Gunung Bromo di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (21/7). (ANTARA/Michael Siahaan)


 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018