Jakarta (ANTARA News) - Berbagai komentar pengamat yang menganggap acara debat antarpasangan pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI terlalu banyak diisi oleh pengumbaran janji setiap calon, ditanggapi calon gubernur Fauzi Bowo yang mengkaitkan hal itu dengan sepakbola. "Pengamat mirip seperti saat kita menonton pertandingan sepakbola yang ada komentatornya," kata Fauzi kepada wartawan setelah mengikuti acara peresmian Pengembangan Universitas Indonesia (UI) sebagai "Science Park" di Kampus UI Depok, Senin. Menurut dia, komentator sepakbola memang sangat jago dan piawai dalam memberikan ulasan pertandingan, tetapi hal tersebut belum tentu dapat berlaku bila sang komentator itu sendiri diberikan bola untuk ikut bertanding. Secara keseluruhan, ia mengaku merasa puas dengan acara debat yang diselenggarakan oleh KPUD DKI itu yang relatif terselenggara dengan baik dan lancar. Tidak lupa Fauzi mengajak semua pihak agar dapat menjaga kejujuran agar hari pencoblosan yang jatuh pada 8 Agustus 2007 dapat berjalan dengan lancar. Sebelumnya, dua pakar yang menjadi panelis dalam debat publik cagub/cawagub DKI Jakarta di Hotel Sahid Jakarta, Sabtu (4/8) malam, yaitu mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra dan Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani menyatakan bahwa para kandidat masih terjebak kepada penawaran janji-janji surga. "Semuanya memberikan janji surga, normatif, tidak memberikan eksplorasi yang mendalam," kata Aviliani. Ia mencontohkan terhadap program pengentasan kemiskinan tidak disebutkan secara spesifik mengenai alokasi anggaran yang akan diberikan untuk itu dan bagaimana cara spesifik untuk mengatasinya. Sedangkan Azyumardi menuturkan, debat kali ini masih dalam taraf masih pemberian janji-janji, namun belum tereksplorasi bagaimana janji-janji itu dilaksanakan. "Saya rasa juga tidak cukup bila debat publik hanya berlangsung satu jam," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007