Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 14 merek fesyen Indonesia siap tampil dalam pameran kolaborasi Indonesia dan Singapura "Rising Fashion 2018" pada 1-30 Agustus mendatang di Paragon Mall Singapura.

Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) bekerjasama dengan Kedutaan Besar RI di Singapura siap memfasilitasi 14 merek fesyen Indonesia mengikuti gelaran mode yang sudah diselenggarakan sejak 2017 itu.

Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak dalam jumpa media di Jakarta, Rabu mengatakan, Singapura merupakan salah satu pusat mode di kawasan Asia serta salah satu negara tujuan utama ekspor produk fesyen Indonesia.

"Tampilnya produk-produk Indonesia dalam `Rising Fashion 2018` di Singapura diharapkan nantinya mampu menembus pasar global," katanya.

Sementara itu 14 merek fesyen Indonesia yang siap dibawa ke Rising Fashion 2018 di Singapura yakni Purana, Saul, Hunting Field, Maion Met, Pattent Goods dan Oaksva Jevellery tampil selama 1-15 Agustus atau pada gelombang pertama.

Kemudian gelombang kedua (16-30 Agustus) tampil sejumlah merek lain yakni Woodka, Bermock, Danjyo, Hiyoji, Alexalexa, D.Tale, Jefrry Tan dan Diniira.

"Kami berharap pembukaan gerai tokok pop up di Paragon Mall selama sebulan, 14 merek fesyen Indonesia tersebut dapat diterima oleh pasar Singapura dan nantinya ditampilkan secara permanen di negara tersebut," katanya.

Sementara itu perwakilan dari Kedubes RI di Singapura Sigit Yulianto mengatakan, sebanyak 18 juta turis asing selalu memasuki Singapura dan melewati Mall Paragon, sehingga dapat menjadi pasar bagi produk fesyen Indonesia.

"Singapura memliki akses pasar (ke pasar global) sedangkan Indonesia mempunyai sumber daya manusia yang berbakat," katanya.

Dengan demikian, lanjutnya, Rising Fashion 2018 di Singapura diharapkan menjadi ajang promosi merek-merek lokal Indonesia ke pasar global.

Pada tahun lalu untuk yang pertama kali Rising Fashion digelar di Jakarta, sebagai rangkaian peringatan 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

"Nama `Rising` selain bermakna `bangkit` juga menunjukkan hubungan kedua negara karena berasal dari kata RI dan Singapura," katanya.

Menurut dia, ke depan nantinya produk yang dipamerkan dalam "Rising" tak hanya fesyen, namun juga kerajinan, kuliner ataupun lainnya.

Bagi Indonesia fesyen merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif unggulan dan menurut data Outlook Kreatif 2017 subsektor tersebut menyumbang 54,54 persen atau 10,9 miliar dolar AS terhadap nilai total ekspor sektor ekonomi kreatif pada 2015.

Begitu juga subsektor mode memiliki nilai pendapatan negara terbesar pada 2016 yakni Rp166 triliun atau 18,01 persen terhadap PDB ekonomi kreatif.

Baca juga: Bekraf fasilitasi lima merek mode domestik mejeng di California

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018