Jakarta (ANTARA News) - Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) akan menyelenggarakan Konferensi Khilafah Internasional di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, yang diikuti 100 ribu peserta pada 12 Agustus 2007 mendatang. Juru Bicara (Jubir) Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto, di Jakarta, Selasa, mengatakan konferensi tersebut akan dihadiri peserta dari berbagai daerah di tanah air, serta dari luar negeri, seperti, Australia, Singapura, Malaysia, Jepang, Inggris, dan Denmark. "Acara ini juga tidak dimaksudkan untuk unjuk kekuatan atau kebesaran, bukan pula untuk deklarasi partai apalagi deklarasi tegaknya khilafah," katanya. Kata dia, acara itu diselenggarakan sebagai medium bagi umat Islam Indonesia untuk mengokohkan komitmen terhadap syariah dan ukhuwah, serta mengingatkan kembali tentang kewajiban untuk menegakkan syariah dan khilafah. Sejumlah tokoh ulama tanah air direncanakan berorasi di ajang acara itu, antara lain, KH Abdullah Gymnastiar (Pondok Pesantren Daarut Tauhid), Amien Rais (mantan Ketua MPR RI), Adyaksa Dault (Menegpora), Din Syamsuddin (PP Muhammadiyah), Zainuddin MZ (dai sejuta umat) dan Ustadz Habib Rizieq Shihab (Ketum FPI). Dalam konferensinya itu akan hadir Imran Wahid (perwakilan Eropa) dengan mengangkat tema "Tanda-Tanda Kehancuran Peradaban Barat", Syaikh Ismail Al Wahwah (Australia) "Dunia Membutuhkan Khilafah", dan Syeikh Issam Amira (Palestina) "Tanda-tanda Tegaknya Khilafah". Selanjutnya, Syeikh Usman Abu Khalil (Sudang) mengangkat tema "Tantangan Setelah Tegaknya Khilafah", Hassan Ko Nakata (Presiden Asosiasi Muslim Jepang) "Peran Perjuangan Hizbut Tahrir Membangun Peradaban Islam ke depan", dan Ustadz Hafidz Abdurrahman (Indonesia) "Perjuangan Hizbut Tahrir Indonesia menuju Penegakan Khilaffah". "Oleh karena itu Hizbut Tahrir Indonesia menyerukan kepada pemerintah agar melihat acara ini sebagai bagian dari ekspresi dan aspirasi umat Islam, yang dijamin oleh undang-undang," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007