Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pasien Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang merupakan warga Jakarta dan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) tidak dapat menggunakan hak pilihnya karena tidak membawa kartu pemilih. Menurut keterangan ketua panitia pelaksanaan pemilihan di RSCM, Ismo A, di Jakarta, Rabu, pasien di rumah sakit diperbolehkan memilih hanya dengan menunjukkan kartu pemilih dan KTP, tanpa perlu membawa surat mutasi. RSCM yang masuk Kelurahan Kenari, Jakarta Pusat ini, terdapat dua tempat pemungutan suara (TPS) yaitu 17 dan 18. TPS 18 diperuntukkan bagi pasien serta kelurga pasien di rumah sakit. Petugas TPS 18 berkeliling di setiap ruangan tempat pasien berada, seperti Instalasi Rawat Inap A dan B serta ruang Cenderawasih sehingga memudahkan pasien untuk menggunakan hak pilihnya. Sebanyak tujuh petugas TPS 18 mulai berkeliling ke ruang IRNA A sekitar pukul 07.00 WIB untuk melakukan pemungutan suara. Hingga pukul 09.45, jumlah pasien yang telah menggunakan hak suaranya untuk memilih kepala daerah DKI Jakarta yaitu 25 orang. Mereka mencoblos dengan beralaskan bantal dan ditutupi selimut. Menurut Ismo jumlah kartu suara di TPS 18 yaitu 512 yang telah termasuk dengan 2,5 persen kartu cadangan. Total jumlah pasien di RSCM diperkirakan mencapai 700 orang, namun tidak semua dari mereka merupakan warga Jakarta. "Diperkirakan sekitar 80 persen pasien di RSCM adalah warga non Jakarta," katanya. Ismo menambahkan banyak dari keluarga pasien yang juga tidak dapat menggunakan hak pilihnya karena tidak membawa surat keterangan mutasi. "Mereka tidak membawa surat mutasi sehingga tidak bisa memilih," katanya. Ia mengatakan untuk keluarga pasien diharuskan tetap membawa kartu pemilih, KTP dan surat mutasi untuk dapat memilih, sedangkan pasien tidak perlu membawa surat mutasi. Sementara TPS 17 ditempatkan di halaman RSCM yang diperuntukkan bagi pegawai rumah sakit. Tercatat terdapat 500 kartu suara ditambah dengan 12 kartu suara cadangan. Untuk menggunakan hak pilihnya, pegawai RSCM cukup membawa surat mutasi.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007