Canberra (ANTARA News) - Pertemuan puncak Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney pada 8 dan 9 September 2007 dibayangi serangkaian demonstrasi dari "Koalisi Hentikan Bush" (Stop Bush Coalition) kendati kelompok ini belum mendapatkan izin resmi dari polisi. Koalisi Hentikan Bush ini juga akan diikuti sejumlah politisi partai hijau, aktivis organisasi buruh dan wakil mahasiswa namun mereka memastikan bahwa aksi protes mereka akan berjalan damai. Jim Casey dari Organisasi Pekerja Pemadam Kebakaran seperti dikutip ABC News, Rabu, mengatakan, rute demonstrasi yang direncanakan adalah dari Martin Place ke Hyde Park, dan tidak akan mendekati lokasi dimana para pemimpin dari 21 anggota ekonomi APEC bertemu. Sementara itu, latihan pengamanan terhadap jalannya KTT APEC 2007 terus dilakukan aparat keamanan Australia, termasuk latihan personil Angkatan Darat di jalan Pitt Sydney Selasa malam (7/8). Latihan pengamanan itu melibatkan sejumlah helikopter yang menurunkan para personil Angkatan Darat di atas atap Defence Plaza yang terletak di dekat jalan Park. Aksi demonstrasi anti APEC dan Presiden Amerika Serikat George W.Bush sering terjadi menjelang dan pada saat berlangsungnya KTT forum kerja sama ekonomi itu dalam beberapa tahun terakhir ini. Seminggu menjelang pelaksanaan KTT APEC di Santiago, ibukota Chile, November 2004, misalnya, pecah aksi protes anti APEC dan Presiden Amerika Serikat George W.Bush. Aksi tersebut sempat diwarnai aksi kekerasan dan aparat keamanan setempat dilaporkan sempat menahan 25 orang pengunjuk rasa. Aksi protes juga terjadi ketika Korea Selatan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan para pemimpin 21 anggota APEC itu tahun 2005. Presiden George W.Bush dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono termasuk di antara para pemimpin yang akan hadir. Forum kerja sama ekonomi itu kini beranggotakan Indonesia, Australia, AS, Brunei, Kanada, Chile, RRC, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini , Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand, dan Viet Nam itu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007