Jakarta (ANTARA News) - Selain PKS yang dinilai sejumlah pengamat politik semakin kuat di DKI Jakarta berdasarkan hasil Pilkada 8 Agustus, Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) juga merasa semakin mendapat dukungan walaupun pasangan Adang Dradjatun/Dani Anwar yang dijagokan bersama PKS dalam perhitungan suara sementara mengalami kekalahan. "Di balik kekalahan Adang/Dani ini adalah kemenangan tersendiri bagi PDP sebagai `pendatang baru`," kata Ketua Pimpinan Kolektif Nasional (PKN) PDP Korwil DKI Jakarta, Budi Susilo, di Jakarta, Kamis. PDP berada satu koalisi dengan PKS. Sebagai pecahan PDIP, PDP mengambil posisi yang bersebarangan dengan PDIP dan memilih mendukung Adang/Dani dalam Pilkada. Walaupun Adang/Dani kalah dari pasangan Fauzi Bowo/Prijanto yang dijagokan koalisi 20 Parpol, tetapi koalisi PKS-PDP dalam Pilkada DKI justru menunjukkan semakin kuatnya kedua partai. "ebagai partai baru, kita telah memetik keuntungan di Pilkada Jakarta ini. Keberpihakan yang kita berikan kepada Adang Daradjatun/Dani Anwar dengan dukunga kuat dari PKS, sangat berdampak positif pada popularitas PDP," katanya. Susilo yang telah memboyong Tim Kesehatan PDIP ke PDP mengakui, PDP baru mulai bermain dalam Pilkada DKI Jakarta di tengah jalan, karena secara resmi menyatakan berpihak ke Adang Daradjatun/Dani Anwar pada awal kampanye Pilkada. Namun PDP `all out` mengerahkan tenaga dan pikiran untuk membantu pasangan Adang/Dani. "Kendati hasil akhir harus mengakui keunggulan pasangan Fauzi Bowo-Prijanto yang diusung 20 parpol itu," katanya. Dia menegaskan kekalahan yang dialami pasangan Adang/Dani tidak mengecewakan, karena selisih perolehan suara dengan pasangan Fauzi/Prijanto tidak terlalu jauh. "Tapi dari Pilkada ini kita bisa memetik pengalaman berharga bahwa dengan mendukung Adang/Dani, PDP justru meningkatkan popularitasnya. Parpol-parpol lain memperhitungkan keberadaan PDP," kata Susilo. Sebagai partai baru (tetapi di dalam PDP merupakan tokoh-tokoh yang pernah berpengaruh di PDIP), PDP masih perlu melakukan promosi agar populer di masyarakat. Selain itu, keikutsertaan PDP juga sebagai pemanasan menjelang Pemilu 2009 jika lolos dalam verifikasi. "Jadi dengan melakukan pemanasan di 2007 ini, maka menghadapi pemilu 2009 kita sudah siap karena kader-kader kita sudah teruji," katanya. Budi Susilo mengatakan selain mendapat suara dari PKS dalam Pilkada DKI Jakarta, kontribusi dari PDP juga tidak kalah besar dalam mendongkrak perolehan suara bagi pasangan Adang-Dani. Sebelumnya, pengamatan politik yang juga Direktur Indo Barometer, Muhammad Qodari, menilai hanya dalam hitungan hari popularitas PDP melejit karena di saat semua perhatian masyarakat Ibukota tersedot kepada sosok dua calon gubernur DKI Jakarta, PDP ada di sana. "Ini berdampak positif luar biasa. PDP menjadi sangat terkenal dalam waktu singkat," katanya. Langkah politik yang diambil PDP tidak blocking ke calon yang sudah diusung banyak partai, merupakan keputusan paling strategis yang berdampak luar biasa. Bahkan langkah tersebut menjadi pembicaraan banyak kalangan dan semakin populer. PDP dapat memanfaatkan peluang momentum Pilkada DKI Jakarta karena menyadari sebagai partai baru yang masih perlu sosialisasi ke masyarakat. "Ini sudah luar biasa. Sebab, saat ini tidak hanya warga Ibukota, bahkan sebagian besar perhatian anak bangsa dan pihak asing, sedang tertuju ke Jakarta dan PDP secara menyolok terlibat," kata Qodari. (*)

Copyright © ANTARA 2007