Jakarta,  (ANTARA News) - Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasludin menyatakan bahwa sinergi antarlembaga pemerintah menjadi kekuatan guna mengatasi berbagai permasalahan pangan serta mewujudkan pencapaian program nawacita.

Andi di Jakarta, Jumat, mencontohkan persoalan harga kebutuhan bahan pokok seperti telur dan daging ayam yang melonjak seharusnya segera ditangani secara terkoordinasi antara Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha.

"Sebab jika tidak ditangani rakyat yang mengalami kerugian," kata Andi.

Andi juga mempertanyakan data yang dimiliki Kementerian Pertanian terkait persediaan telur ayam mencukupi kebutuhan dalam negeri atau tidak.

Menurut dia, apabila jumlahnya cukup dibandingkan dengan tingkat konsumsi yang ada di masyarakat, berarti ada permainan di tingkat distributor.

Peneliti Indef, Ahmad Heri Firdaus menilai, faktor ketidakoptimalan sektor pertanian meraih kedaulatan dan kemandirian itu terlihat dari perdagangan internasional Indonesia yang menurun sehingga struktur impor barang konsumsi tidak dipenuhi produk dalam negeri.

Ahmad menyebutkan struktur impor barang impor konsumsi semakin besar dengan indikasi pertumbuhan industri lain mengambil keuntungan dari pemasaran di Indonesia.

Direktur Centre For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi juga mengomentari kelemahan kebijakan pada sektor pangan karena tidak ada data yang valid.

Uchok menuturkan persoalan pertanian tidak dapat berdasarkan proyeksi sendiri namun harus menggunakan data pembanding terkait ketersediaan pangan.

"Akhirnya dibuat kebijakan hanya berdasarkan asumsi-asumsi saja," tegas Uchok.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018